TIFFA NEWSTIFFA NEWS
  • HOME
  • BERITA
  • OLAHRAGA
  • KAMTIBMAS
  • POLITIK
  • PPS
  • NUSANTARA
  • GALERI
  • OPINI
  • OTHERS
    • PUSTAKA
    • BUDAYA
    • EKONOMI
    • HANKAM
    • HAM
    • JEJAK
    • GAYA HIDUP
    • INTAN JAYA
    • SOSOK
Search
Reading: Jurnalisme Damai Perlu untuk Situasi Konflik Papua
Share
TIFFA NEWSTIFFA NEWS
Search
  • HOME
  • BERITA
  • OLAHRAGA
  • KAMTIBMAS
  • POLITIK
  • PPS
  • NUSANTARA
  • GALERI
  • OPINI
  • OTHERS
    • PUSTAKA
    • BUDAYA
    • EKONOMI
    • HANKAM
    • HAM
    • JEJAK
    • GAYA HIDUP
    • INTAN JAYA
    • SOSOK
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 RAKA for Tiffa Company. All Rights Reserved.
TIFFA NEWS > News > BERITA > Jurnalisme Damai Perlu untuk Situasi Konflik Papua
BERITA

Jurnalisme Damai Perlu untuk Situasi Konflik Papua

Last updated: 12/08/2023 - 01:02
By bungben
Share
Alfonsa ketika sedang memaparkan materi Jurnalisme Damai kepada Pemuda Baptis di Tabi,Jayapura,(10/8-2023)
SHARE

TIFFANEWS.CO.ID,– Jurnalisme Damai sebagai sebuah praktik jurnalisme, relevan diterapkan di daerah konflik termasuk Papua. Sebab, jurnalisme yang berangkat dari pelaporan kejadian dengan frame yang lebih luas, berimbang, akurat, serta  anti kekerasan itu akan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk tidak larut dalam konflik yang berkepanjangan dan dapat mencari solusi kearah perdamaian.

Hal ini dikatakan Jurnalis dan pegiat literasi Papua, Alfonsa  Wayap,  saat memberi materi  “Jurnalisme Damai sebagai alternatif dalam peliputan konflik di Papua” yang dipaparkan  dalam pelatihan jurnalistik yang berlangsung di Dosay, Kabupaten Jayapura,Kamis,(10/8).

Kegiatan  dihadiri lebih dari 30 peserta—mahasiswa-mahasiswi yang tergabung dalam Pemuda Baptis West Papua Wilayah Tabi.

“Berbicara soal jurnalisme damai ini,  biasanya dilakukan oleh orang yang anti kekerasan, karena kekerasan itu selalu saja terjadi akibat salah informasi atau hasutan dari pihak tertentu,” ujar Alfonsa.

Jurnalisme Damai, kata Alfonsa,pertama kali diperkenalkan oleh  Johan Galtung, seorang profesor Studi Perdamaian yang juga Direktur Transcend Peace and Development Network pada 1970-an dan selanjutnya dikembangkan oleh Jake Lynch dan Annabel McGoldrick tentang praktik Jurnalisme Damai pada tahun 1990-an

Alfonsa mengatakan, jurnalisme damai lebih menekankan sisi kemanusian yang berbeda dengan jurnalisme perang yang menonjolkan sisi kekerasan.

“Dengan konteks itu, jurnalisme damai penting sekali dilakukan khususnya dalam peliputan di wilayah-wilayah konflik bersenjata di Papua,” tegas Alfonsa.

Trending Now:  Pemprov Papua Selatan Gelar Rapat Bahas Peningkatan Penerimaan Pajak untuk Maksimalkan PAD

Dalam wilayah konflik, kata Alfonsa, peliputan jurnalisme damai  menghendaki pelaporan kejadian dengan frame yang lebih luas.

Meliput di wilayah konflik, sebaiknya peliput juga harus bisa melihat konflik  secara menyeluruh dan menggali proses terjadinya konflik.

Dalam meliput konteks liputan Jurnalisme Damai, peliput wajib menentukan sudut padangan liputan di luar dari konflik. Misalnya, menyoroti sisi lain korban konflik yang adalah warga sipil dimana hak-haknya diabaikan.

Dia mencontohkan, peliputan peliputan konflik di Papua mestinya  tidak  hanya pada masalah sosial politik (Sipol), tapi juga ada soal ekonomi-sosial dan budaya.

“Di Papua bukan saja soal Sipol, masih banyak isu liputan lain soal Ekosob dan lainnya,” terangnya.

Alfonsa mengatakan, ada hubungan antara kekerasan dengan pemberitaan, karena konflik  dieksploitasi  hanya untuk menaikan reting pemberitaan media  atau agar media laku terjual.

“Tanpa disadari, pemberitaan itu telah mendiskreditkan satu golongan,” tutur Alfonsa.

Alfonsa menegaskan, karya-karya jurnalistik yang terus menyoroti kekerasan juga bisa berdampak pada trauma bagi pembaca dan terlebih korban dan keluarganya serta menjadi trauma kolektif.

Selain itu, akibat lain dari liputan konflik dan kekerasan yakni munculnya kejenuhan akan sajian informasi yang melulu kekerasan dan konflik yang berkepanjangan.

Trending Now:  Danrem 174/ATW Hadiri cara Pisah Sambut Penjabat Gubernur Papua Selatan

”Disitulah pentingnya liputan investigasi jurnalisme damai. Kedepan, karya-karya jurnalisme damai merupakan alternatif pilihan masyarakat,” ujarnya.

Alfonsa memberi apresiasi  kepada peserta yang hadir dan mau belajar tentang jurnalisme damai, karena dapat dipraktikan di masa depan terkait isu-isu konflik.

“Jurnalisme damai merupakan kebutuhan hari ini dan kedepan yang harus dilakukan generasi Baptis yang ikut pelatihan ini,”katanya.

Sebagai pegiat literasi, dia  mengingatkan kepada peserta supaya lebih banyak meluangkan waktu dalam kegiatan literasi  yakni membaca dan menulis.

“Sebab untuk bisa menulis dengan baik, peserta harus memperbanyak membaca. Entah itu buku, koran atau tulisan di media daring. Literasi perlu terus dikembangkan, jangan hanya sampai di pelatihan ini saja tetapi melek literasi,” paparnya.

Sementara terkait jurnalistik, kepada peserta dia mengatakan, pertama adalah pentingnya mengenal diri sendiri. Selanjutnya fokus belajar terkait kaidah jurnalistik ber-Jurnalistik serta mempelajari berita foto.

“Keduanya erat kaitannya dengan lieterasi –melatih ketajaman pengamatan, menulis dan membaca,”ujarnya.

“Pemuda jadilah agen perdamaian di mana saja Anda tinggal dan belajar.  Isilah waktu selama berkuliah di kota studi, Jayapura. Caranya, terus melatih diri dengan  berliterasi,” pesannya di akhir presentasi.

Sementara itu, Naomi dan Boni mewakili perserta mengaku mendapatkan pengetahuan baru melalui pelatihan ini i yaitu  tentang Jurnalisme Damai.

Trending Now:  Pemerintah Berikan Insentif Lebih ke Investor IKN

Menurut keduanya, selama ini yang sering diketahui  hanya seputar jurnalistik atau jurnalisme, saja. Setelah mendapat pemaparan dari pemateri, baru mengerti tentang jurnalisme damai.

Demikian juga soal pentingnya literasi dan pemahaman konten jurnalisme damai yang dipaparkan, menurut keduanya akan sangat membantu peliputan.

Dari pemaparan materi jurnalisme damai hingga materi tentang berita foto  menjadi pembelajaran yang baik dan menarik.

“Benar, dengan melihat berita foto kekerasan dalam konflik, akan  membentuk opini buruk dalam ingatan kami.  Dengan cara lain melalui jurnalisme damai ini, kami rasa penting,karena, kami berada di daerah konflik,”

Ketua Pemuda Baptis Wilayah Tabi, Patinus R. Wenda kepada media ini, mengatakan, materi dari yang dibawakan Alfonsa yang juga sorang jurnalis Perempuan Papua sangat menarik.

”Kami mengapresiasi telah meluangkan waktu bersama kesederhanaan kami. Dia  telah berbagi ilmu kepada  generasi muda Baptis di Tanah Tabi. Dengan muatan materi Jurnalistik Perdamaian. Materi ini telah membuka wawasan peserta. Sebab, sudah lama sekali, kami telah dibangun dengan konstruksi informasi pemberitaan yang ekstrim. Kami terus-menerus mengonsumsi itu dan sampai pada pembentukan  cara pandang kami generasi muda. Maka, Jurnalisme Perdamiaan secara jujur dengan tenang, itu yang diharapkan pembaca,”kesannya.  []AJW

 

You Might Also Like

KWD Kritik Gaya Komunikasi Pejabat di Papua Selatan yang Menutup Diri dari Media

Mabuk dan Bersenjata, Dua Preman Sadis Diringkus di Simpang Mur Mappi!

Rehab Rumah Warga di Wanam Kab. Merauke Capai 40 Persen, Libatkan Personel Militer dan Masyarakat

Pastor John Djonga Gelar Kegiatan Pemberian Makan Bergizi Gratis bagi Anak-Anak di Koya Tengah

bungben 12/08/2023
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article Pj Wali Kota Jayapura Siap Bentuk GTMA Port Numbay
Next Article Peserta KKD Pemuda Katolik Kota Jayapura Dibekali Keterampilan Membuat Press Release
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow US

Find US on Social Medias
Facebook Like
Twitter Follow
Youtube Subscribe
Telegram Follow
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
newsletter featurednewsletter featured

Weekly Newsletter

Kirim Email Anda agar bisa kami infokan berita pilihan terpopuler

Popular News
BERITA

Penanggungjawab Bunda PAUD Papua Selatan Datangi Reskrim Polres Merauke

By Ronny Tiffa News 4 days ago
Freeport dan KLH Percepat Program Nasional Rehabilitasi Mangrove di Kalsel
PTFI dan YPMAK Serahkan Bantuan untuk Warga Tsinga yang Terdampak Longsor
Rehab Rumah Warga di Wanam Kab. Merauke Capai 40 Persen, Libatkan Personel Militer dan Masyarakat
61 Alumni STIA-KD Merauke Resmi Dilepas, Sekda: Pendidikan Daerah Tak Kalah Berkualitas

SUARNEWS.COM

about us

We influence 20 million users and is the number one business and technology news network on the planet.

  • BERITA
  • PON XX 2021
  • GALERI
  • KAMTIBMAS
  • NUSANTARA
  • PUSTAKA
  • GAYA HIDUP
  • JEJAK
  • SUARNEWS
  • INTAN JAYA
  • Susunan Redaksi
  • Tentang Kami
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

Find Us on Socials

© TIFFANews Network. RAKA GENDIS.id Company. All Rights Reserved. Suar News

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?