TIFFANEWS.CO.ID – Jaringan internet di Kabupaten Merauke kembali mengalami gangguan sejak 16 Agustus 2025. Bagi masyarakat, kejadian ini terasa seperti “agenda tahunan” karena selalu berulang hampir setiap tahun sejak 2019.
Gangguan berkepanjangan ini dinilai merugikan banyak pihak, mulai dari pekerja transportasi daring, pelaku kuliner online, media, usaha mikro, hingga instansi pemerintahan yang sangat bergantung pada akses internet.
Ketua DPD KNPI Kabupaten Merauke, David Kainakaimu, menegaskan pihaknya sangat prihatin sekaligus kecewa atas persoalan yang terus terjadi tanpa solusi tuntas. Pria asli Mappi ini menjelaskan bahwa di media sosial telah terjadi penggiringan Isu, sehingga fokus masyarakat tertuju pada hal yang tidak ada hubungannya dengan melemahnya internet.
“Kami dari DPD KNPI Kabupaten Merauke sangat prihatin dan kecewa. Sejak 2019 sampai 2025 sudah tujuh kali jaringan fiber optik putus. Telkom harus bertanggung jawab atas kerugian yang dialami masyarakat Papua Selatan, khususnya Merauke,” tegas David di Merauke pada Selasa (19/7/2025).
Menurut David, persoalan putusnya kabel optik di jalur Merauke–Timika–Sorong kerap menjadi penyebab utama gangguan. Namun, wacana pembangunan jalur alternatif, misalnya Tual ke Merauke, yang sudah lama dijanjikan hingga kini tak kunjung terealisasi.
“Solusi alternatif harus segera dilakukan. Jangan hanya janji dari tahun ke tahun. Telkom tidak boleh lepas tangan karena masyarakat dirugikan,” lanjutnya.
Dampak bagi Masyarakat
David menekankan, dampak gangguan internet sangat serius. Para pengemudi ojek online tidak bisa menerima pesanan, pelaku usaha daring kehilangan pemasukan, sementara pelayanan instansi pemerintah menjadi terhambat.
“Teman-teman gojek hidup dari aplikasi. Kalau internet mati, mereka tidak bisa dapat penumpang. Pemerintah juga tidak bisa bekerja optimal karena semua layanan sekarang berbasis jaringan. Ini merugikan banyak orang,” ujarnya.
KNPI mendesak Telkom segera menyelesaikan perbaikan maksimal dalam waktu satu bulan, bahkan lebih cepat bila memungkinkan, agar aktivitas ekonomi dan pelayanan publik dapat kembali normal.
“Kita hidup di era digital. Kalau setiap tahun jaringan mati berbulan-bulan, ini jelas menghambat pembangunan. Telkom harus segera bertindak cepat,” tutup David. (***)