TIFFANEWS.CO.ID – Komunitas seni Chapung Art bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia melalui Dana Indonesiana menggelar Festival Amba Mbembe pada 15–17 Mei 2025 di Merauke, Papua Selatan.
Festival bertema “Cerita Rakyat” ini bertujuan menghidupkan kembali kisah-kisah lokal melalui seni pertunjukan dan seni rupa, sekaligus memanfaatkan ruang publik sebagai wahana edukasi budaya.
Berbagai lomba diadakan dalam festival ini, seperti lomba mewarnai tingkat TK, menggambar, mendongeng (monolog), tari kreasi, dan peragaan busana (fashion show). Sebanyak 83 peserta turut ambil bagian dalam rangkaian acara ini, yang digelar sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya dan identitas masyarakat Papua Selatan.

Ketua Chapung Art, Selsius Djunianto Narana atau akrab disapa Chapung, menyebutkan bahwa lomba tari kreasi pada hari kedua diikuti enam kelompok peserta. Ia menekankan bahwa festival ini bukan sekadar hiburan, tetapi hasil dari observasi dan riset yang dikemas dalam bentuk seni.
“Kegiatan ini kami fasilitasi agar para peserta bisa lebih terampil, lebih percaya diri, dan lebih mengenal budaya mereka sendiri. Ini adalah bagian dari upaya edukasi literasi budaya lewat cerita rakyat lokal,” ujarnya.
Chapung juga menyoroti minimnya pengenalan cerita rakyat Papua di tengah masyarakat, yang lebih familiar dengan kisah dari daerah lain seperti Jawa. “Melalui festival ini, kami ingin memperkenalkan kembali cerita-cerita lokal agar generasi muda mengenal dan menghargai warisan leluhurnya,” tambahnya.
Beberapa cerita rakyat yang diangkat dalam festival ini antara lain Asal Mula Wati, Kisah Terjadinya Ikan Bulanak, serta delapan cerita rakyat lainnya dari Papua Selatan.
Ke depan, Chapung Art berencana mematenkan Festival Amba Mbembe sebagai agenda tahunan dengan tema yang terus berkembang, seperti permainan tradisional dan bentuk kearifan lokal lainnya.
“Kita ingin menjaga budaya kita agar tidak hilang. Paling tidak, generasi sekarang tahu dan bangga dengan cerita rakyat mereka sendiri,” tutup Chapung.
(JW)