TIFFA NEWSTIFFA NEWS
  • HOME
  • BERITA
  • OLAHRAGA
  • KAMTIBMAS
  • POLITIK
  • PPS
  • NUSANTARA
  • GALERI
  • OPINI
  • OTHERS
    • PUSTAKA
    • BUDAYA
    • EKONOMI
    • HANKAM
    • HAM
    • JEJAK
    • GAYA HIDUP
    • INTAN JAYA
    • SOSOK
Search
Reading: Reses DPR Papua Selatan : Identitas Hilang di Tanah Leluhur, Imbuti Butuh Pengakuan Nyata
Share
TIFFA NEWSTIFFA NEWS
Search
  • HOME
  • BERITA
  • OLAHRAGA
  • KAMTIBMAS
  • POLITIK
  • PPS
  • NUSANTARA
  • GALERI
  • OPINI
  • OTHERS
    • PUSTAKA
    • BUDAYA
    • EKONOMI
    • HANKAM
    • HAM
    • JEJAK
    • GAYA HIDUP
    • INTAN JAYA
    • SOSOK
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 RAKA for Tiffa Company. All Rights Reserved.
TIFFA NEWS > News > BERITA > Reses DPR Papua Selatan : Identitas Hilang di Tanah Leluhur, Imbuti Butuh Pengakuan Nyata
BERITABUDAYAPPS

Reses DPR Papua Selatan : Identitas Hilang di Tanah Leluhur, Imbuti Butuh Pengakuan Nyata

Last updated: 24/07/2025 - 16:29
By Ronny Tiffa News
Share
Dalam perjalanan reses yang digelar di Kampung Imbuti, anggota DPR Papua Selatan dari jalur afirmasi, Joseph Albin Gebze, mengangkat suara yang lama terpendam dari tanah leluhurnya.
SHARE

TIFFANEWS.CO.ID – Dalam perjalanan reses yang digelar di Kampung Imbuti, anggota DPR Papua Selatan dari jalur afirmasi, Joseph Albin Gebze, mengangkat suara yang lama terpendam dari tanah leluhurnya. Sebuah seruan yang lahir bukan sekadar dari tugas politik, tetapi dari panggilan batin sebagai anak adat Sosom, yang merasa harus kembali menyentuh akar-akar peradaban yang kini nyaris dilupakan.

“Imbuti bukan sekadar kampung,” ujar Joseph dengan nada tegas namun lembut saat ditemui TIFFANEWS, Kamis (24/7/2025) di Merauke. “Di sinilah titik awal ketika Papua Selatan terbuka sebagai sebuah peradaban. Imbuti adalah kampung sejarah, kampung peradaban.”

Ia menuturkan bahwa kampung Imbuti memiliki nilai sejarah yang tinggi dan menjadi fondasi identitas masyarakat adat Sosom. Namun, kenyataan hari ini menunjukkan ironi yang menyakitkan: tempat yang dulu menjadi pusat budaya dan kehidupan masyarakat adat kini terlantar dan tak tersentuh perhatian serius dari pemerintah.

 

Dalam hasil resesnya, Joseph mencatat banyak aspirasi masyarakat yang berakar dari rasa kehilangan. Kehilangan ruang hidup yang tertata, kehilangan jejak budaya yang semakin kabur, kehilangan jaminan perlindungan sebagai pemilik sah tanah adat, hingga kehilangan keadilan dalam distribusi bantuan dan program pembangunan.

Trending Now:  17 Bacalon DPD RI Dapil Papua Selatan Lolos Syarat Dukungan Minimal

Ia menyayangkan belum adanya regulasi yang melindungi masyarakat adat pesisir, khususnya di wilayah Malind Anim, Imbuti, yang hingga kini terus bertahan menjaga tanah leluhur mereka di tengah arus pembangunan yang kerap mengabaikan eksistensi mereka.

“Mereka tetap berdiri di tanahnya sendiri, tapi tak pernah merasa memiliki,” ucap Joseph lirih.

Penataan kawasan pesisir Merauke, menurutnya, juga belum menunjukkan arah yang jelas. Garis pantai dari Imbuti hingga Yobar, sebutnya, masih dikuasai oleh tambatan kapal-kapal liar yang tidak teratur dan tak pernah disentuh oleh kebijakan penataan ruang secara menyeluruh.

Bukan hanya soal fisik wilayah, Joseph juga menyoroti bagaimana wajah budaya lokal perlahan-lahan menghilang dari kehidupan sehari-hari masyarakat adat. Ia menegaskan bahwa penguatan identitas kampung adat sangat penting agar generasi muda tidak tercerabut dari sejarah dan jati diri mereka sendiri.

Trending Now:  Dandim Jayawijaya Buka Turnamen Sepak Bola dan Bola Voli

Lebih jauh, ia mengangkat persoalan yang kerap menjadi keluhan masyarakat: pembagian bantuan pemerintah yang mengatasnamakan masyarakat adat Imbuti, namun kenyataannya tidak sepenuhnya menyasar kepada penduduk asli. Ia mengungkapkan adanya kecenderungan pihak lain mengklaim hak masyarakat adat dengan membawa nama Imbuti, menciptakan heterogenisasi kampung adat yang tak sehat.

“Jika kampung adat ini hendak diakui, maka bentuknya harus jelas, penduduknya harus benar, dan tata kelolanya harus kembali pada kearifan lokal,” tegasnya.

Ia pun mempertanyakan apakah pemerintah daerah dan provinsi benar-benar memiliki komitmen terhadap pengakuan dan perlindungan masyarakat adat. Bukan hanya melalui slogan, tetapi dengan kebijakan nyata: sekolah gratis, fasilitas kampung adat, pelatihan kader muda, dan pengamanan wilayah laut sebagai sumber utama penghidupan masyarakat adat Imbuti.

Joseph menekankan pentingnya pembinaan generasi muda, bukan hanya dalam aspek pendidikan formal, tetapi juga pelatihan keterampilan dan pewarisan nilai-nilai adat yang dapat memperkuat jati diri mereka di masa depan. Ia menyebut bahwa pembangunan tanpa manusia adat di dalamnya adalah pembangunan yang kosong.

Trending Now:  Uskup Agung Merauke Ajak Umat Katolik Terlibat Aktif dalam Pemilu

“Kami bukan sedang menuntut kemewahan, kami hanya ingin hak kami dihargai, identitas kami dihormati, dan sejarah kami tidak dihapus dari peta kebijakan,” katanya.

Di akhir pernyataannya, Joseph menyampaikan komitmennya sebagai legislator dari jalur afirmasi untuk memperjuangkan semua aspirasi ini secara prosedural di parlemen. Ia menyebut bahwa suara masyarakat adat tidak boleh hanya bergema saat musim reses, tetapi harus menjadi bagian dari kebijakan jangka panjang yang inklusif dan adil.

“Imbuti adalah cermin masa lalu kita, dan semestinya juga menjadi pintu masa depan. Jika kita membangun Merauke, mari kita mulai dari tempat di mana semuanya bermula,” tutup Joseph dengan penuh harap. (Ron)

You Might Also Like

Warga Sambut Uskup Agung Merauke dan Wagub Papua Selatan dengan Tarian Adat Suku Muyu di Ninati

Kunjungi PLBN Yetetkun, Wagub Papua Selatan Soroti Ganja Masuk Lewat Perbatasan

Intan Ratu Hermayani Sumbang Medali Perunggu untuk Papua Selatan di FORNAS VIII NTB

Paskalis Menyapa Boven Digoel: Pemimpin di Antara Rakyat, Bercerita dan Mendengar

Ronny Tiffa News 24/07/2025
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article Suara Malind Tak Lagi Sunyi: Joseph Albin Gebze Bawa Imbuti ke Jantung Parlemen Papua Selatan
Next Article Gubernur Papua Selatan Diskusi dengan GIZ Bahas Semiloka Tata Kelola Dana Otsus
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow US

Find US on Social Medias
Facebook Like
Twitter Follow
Youtube Subscribe
Telegram Follow
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
newsletter featurednewsletter featured

Weekly Newsletter

Kirim Email Anda agar bisa kami infokan berita pilihan terpopuler

Popular News
BERITA

Gubernur Papua Selatan Diskusi dengan GIZ Bahas Semiloka Tata Kelola Dana Otsus

By bungben 6 days ago
Paskalis Menyapa Boven Digoel: Pemimpin di Antara Rakyat, Bercerita dan Mendengar
Jaga Warisan Budaya Noken, Titus Pekei Temui Menteri Kebudayaan Fadli Zon
Suara Malind Tak Lagi Sunyi: Joseph Albin Gebze Bawa Imbuti ke Jantung Parlemen Papua Selatan
Reses DPR Papua Selatan : Identitas Hilang di Tanah Leluhur, Imbuti Butuh Pengakuan Nyata

SUARNEWS.COM

about us

We influence 20 million users and is the number one business and technology news network on the planet.

  • BERITA
  • PON XX 2021
  • GALERI
  • KAMTIBMAS
  • NUSANTARA
  • PUSTAKA
  • GAYA HIDUP
  • JEJAK
  • SUARNEWS
  • INTAN JAYA
  • Susunan Redaksi
  • Tentang Kami
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

Find Us on Socials

© TIFFANews Network. RAKA GENDIS.id Company. All Rights Reserved. Suar News

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?