TIFFANEWS.CO.ID – Di tengah hamparan lumpur khas Kabupaten Asmat, Papua Selatan, secercah harapan baru menyala di Kampung Atsj. Program 3 Juta Rumah yang digagas pemerintah pusat kini membawa perubahan nyata bagi para janda yang selama ini hidup dalam keterbatasan dan menanti uluran tangan untuk memiliki rumah layak huni.
Kampung Atsj, yang terletak di Distrik Atsj, menjadi salah satu lokasi pertama penerima manfaat program ini di Kabupaten Asmat. Mayoritas warganya hidup dari hasil alam seperti sagu dan ikan. Namun, kerasnya hidup membuat banyak perempuan di kampung ini menjadi tulang punggung keluarga setelah kehilangan suami.
Salah satunya Fransiska Fayyu, janda yang enam tahun terakhir menumpang di rumah saudaranya. Di usianya yang senja, ia tak kuasa menahan haru saat mendengar kabar program 3 Juta Rumah menyentuh kampungnya.
“Saya sudah lama bermimpi punya rumah sendiri. Selama ini, saya dan anak perempuan saya menumpang di rumah saudara. Tidak enak rasanya,” ujar Fransiska dengan mata berkaca-kaca.
Setiap hari, Fransiska bekerja serabutan—mulai dari mencari sagu di hutan hingga membantu tetangga membersihkan rumah. Meski penghasilannya kecil, ia tetap bersyukur masih bisa bertahan hidup.

“Saya tidak punya apa-apa, hanya semangat untuk terus berjuang. Saya berharap dengan adanya program ini, saya bisa punya rumah sendiri bersama anak saya,” tuturnya penuh harap.
Kisah serupa datang dari Maria Aprina Ekakap, janda yang membesarkan anak-anaknya seorang diri setelah suaminya meninggal dunia. Ia tinggal di rumah kayu beratap daun sagu yang sudah lapuk dan bocor.
“Saya sangat bersyukur dengan adanya program ini. Bantuan rumah ini sangat berarti bagi kami yang hidup dalam keterbatasan,” ungkap Maria dengan nada haru.
Maria bermimpi anak-anaknya bisa belajar dengan tenang dan menatap masa depan yang cerah.
“Saya ingin anak-anak saya sekolah tinggi dan tidak mengalami kesulitan seperti saya,” ujarnya lirih.
Program 3 Juta Rumah di Kampung Atsj bukan sekadar membangun tempat tinggal, tetapi juga membangun harapan dan martabat masyarakat. Program ini membuka jalan bagi para janda untuk memiliki rumah yang layak dan memulai kehidupan baru.
Direktur PT Papua Bornesia Nusantara, Johanes Kutanggas, mengatakan bahwa rumah-rumah yang dibangun akan disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat.
“Kami akan menggunakan material lokal yang diproses dengan teknologi modern agar rumah lebih tahan lama, tahan gempa, dan anti-rayap,” jelasnya.
Kepala Kampung Atsj menyambut baik inisiatif ini dan berkomitmen untuk mendukung penuh pelaksanaannya.
“Kami akan bekerja sama dengan pemerintah dan kontraktor agar program ini berjalan sukses. Kami ingin Kampung Atsj menjadi kampung yang maju dan sejahtera,” ujarnya optimistis.
Di tengah segala keterbatasan, para janda di Kampung Atsj terus memelihara semangat hidup. Mereka percaya, program 3 Juta Rumah akan menjadi titik balik kehidupan, membuka babak baru penuh harapan di tanah lumpur Asmat.
(Tanto/JW)