TIFFA NEWSTIFFA NEWS
  • HOME
  • BERITA
  • OLAHRAGA
  • KAMTIBMAS
  • POLITIK
  • PPS
  • NUSANTARA
  • GALERI
  • OPINI
  • OTHERS
    • PUSTAKA
    • BUDAYA
    • EKONOMI
    • HANKAM
    • HAM
    • JEJAK
    • GAYA HIDUP
    • INTAN JAYA
    • SOSOK
Search
Reading: Mahasiswa Yogyakarta : Suara Untuk Bumi dan Keadilan
Share
TIFFA NEWSTIFFA NEWS
Search
  • HOME
  • BERITA
  • OLAHRAGA
  • KAMTIBMAS
  • POLITIK
  • PPS
  • NUSANTARA
  • GALERI
  • OPINI
  • OTHERS
    • PUSTAKA
    • BUDAYA
    • EKONOMI
    • HANKAM
    • HAM
    • JEJAK
    • GAYA HIDUP
    • INTAN JAYA
    • SOSOK
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 RAKA for Tiffa Company. All Rights Reserved.
TIFFA NEWS > News > OPINI > Mahasiswa Yogyakarta : Suara Untuk Bumi dan Keadilan
OPINI

Mahasiswa Yogyakarta : Suara Untuk Bumi dan Keadilan

Last updated: 15/01/2025 - 08:30
By Ronny Tiffa News
Share
SHARE

Oleh : Aisyah Amalia Rahmasari : Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia.

TIFFANEWS.CO.ID – Yogyakarta, rumah bagi ribuan pelajar dari seluruh negeri untuk menimba ilmu sekaligus menjadi saksi bisu pergolakan pemikiran para mahasiswa. Isu seputar lingkungan, keadilan, dan demokrasi menjadi sorotan utama dalam pergerakan mereka. Mengapa hal-hal ini sangat penting bagi generasi muda?

Di Kota Pelajar ini, tersimpan ratusan aksi mahasiswa dalam konteks sejarah Indonesia. Dari masa pergerakan kemerdekaan hingga era reformasi, mahasiswa telah memainkan peran krusial dalam menyuarakan aspirasi rakyat, mengkritisi kebijakan pemerintah, dan memperjuangkan perubahan sosial.

Peristiwa Gejayan 1998 menjadi salah satu tonggak penting yang menunjukan keberanian dan kekuatan mahasiswa dalam melawan ketidakadilan. Semangat pergerakan ini masih membara sampai hari ini, dengan mahasiswa yang terus aktif dalam mengawal isu-isu penting bagi bangsa dan negara.

Kondisi Yogyakarta saat ini, menunjukan adanya paradoks antara citra ideal dan realitas yang kompleks. Tekanan pembangunan pesat terhadap sektor pariwisata dan infrastruktur memicu persoalan seperti alih fungsi lahan yang mengancam ketahanan pangan dan ketersediaan air bersih, volume sampah yang kian menggunung padahal kapasitas pengelolaannya masih terbatas mengakibatkan masalah pencemaran lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat. Kesenjangan ekonomi semakin terpampang nyata, konflik agraria terkait sengketa lahan dan penggusuran memicu ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia, diskriminasi dan intoleransi terhadap kelompok minoritas pun masih kerap juga. Diskursus mengenai suksesi kepemimpinan keraton terus bergulir dan rendahnya tingkat partisipasi publik dalam pengambilan kebijakan. Isu-isu lingkungan, sosial, dan politik yang telah diuraikan diatas menjadi pemicu aksi gerakan mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi dan menuntut perubahan. Peran aktif mahasiswa sebagai agen perubahan begitu penting dalam mengawal isu-isu ini dan mendorong terciptanya Yogyakarta yang lebih adil, lestari, dan demokratis. Mahasiswa Yogyakarta tidak hanya dikenal sebagai insan akademis, tetapi juga agen perubahan yang aktif menyuarakan isu-isu krusial bagi masyarakat dan lingkungan. Isu lingkungan, keadilan, dan demokrasi berkesinambungan dan menjadi fokus utama aksi mahasiswa di Yogyakarta.

Lingkungan : Merawat Bumi untuk Masa Depan

Yogyakarta, di tengah perkembangannya, menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks. Tercemarnya sungai akibat limbah industri dan rumah tangga, alih fungsi lahan hijau menjadi bangunan, serta dampak perubahan iklim seperti cuaca ekstrim dan potensi bencana alam menjadi semakin nyata. Kerusakan ekosistem ini tidak hanya berdampak pada lingkungan fisik, tetapi juga kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Trending Now:  Kepemimpinan Merakyat Tarsisius Melly Jupjo : Teladan dalam Pembangunan

Mahasiswa Yogyakarta tidak tinggal diam. Berbagai aksi nyata telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Aksi bersih sungai, reboisasi, kampanye pengurangan sampah plastik, dan edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan menjadi agenda rutin. Lebih dari sekedar simbolis, mahasiswa juga melakukan advokasi dan kajian untuk mendorong kebijakan yang lebih berpihak pada bumi dan lingkungan.

Isu lingkungan berkaitan dengan keadilan sosial. Dampak perubahan iklim, misalnya, lebih dirasakan oleh masyarakat miskin dan rentan yang tinggal di daerah pesisir atau rawan bencana. Mereka yang paling sedikit dalam merusak alam justru menjadi korban yang paling dirugikan. Oleh karena itu, perjuangan untuk lingkungan yang lestari juga merupakan perjuangan untuk keadilan sosial.

Keadilan : Memperjuangkan Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia

Ketimpangan sosial masih menjadi persoalan yang belum terselesaikan di Yogyakarta. Akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan yang layak belum merata dirasakan seluruh lapisan masyarakat. Diskriminasi terhadap kelompok minoritas juga isu-isu agraria juga masih menjadi PR yang belum ditangani.

Mahasiswa Yogyakarta aktif memperjuangkan keadilan melalui berbagai aksi sosial dan advokasi. Mereka melakukan pendampingan masyarakat marginal, memberikan bantuan hukum bagi korban ketidakadilan, dan mengadvokasi kebijakan yang lebih inklusif dan berkeadilan. Aksi demonstrasi dan diskusi publik juga sering dilakukan untuk menyuarakan aspirasi dan menuntut perubahan.

Perjuangan untuk nilai keadilan tidak terpisahkan dari nilai-nilai demokrasi. Terciptanya masyarakat yang adil diwujudkan dalam sistem demokrasi yang sehat, di mana setiap warga negara memiliki hak yang sama dan suara yang didengar.

Demokrasi : Mengawal Kedaulatan Rakyat

Demokrasi merupakan pilar utama dalam kehidupan bermasyarakat. Demokrasi menjamin kebebasan berpendapat, berserikat, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Namun, demokrasi di Indonesia, termasuk di Yogyakarta, masih menghadapi berbagai tantangan. Polarisasi politik, penyebaran hoaks, dan intoleransi masih menjadi ancaman bagi keberlangsungan demokrasi.

Mahasiswa Yogyakarta menyadari akan pentingnya peran mereka dalam memperkuat demokrasi. Mereka aktif mengkampanyekan pentingnya partisipasi politik yang cerdas dan bertanggung jawab, melawan hoaks dan ujaran kebencian, serta mendorong dialog dan toleransi antar kelompok. Aksi demonstrasi yang damai dan diskusi publik yang konstruktif menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi dan mengawal kedaulatan rakyat.

Mahasiswa Yogyakarta, melakukan aksi dan pemikiran mereka, memberikan kontribusi nyata dalam merawat dan menjaga lingkungan, memperjuangan keadilan, dan mengawal demokrasi. Perjuangan mereka menunjukan bahwa mahasiswa tidak hanya peduli pada persoalan kampus, tetapi juga pada persoalan sosial dan kemanusiaan. Suara mereka adalah suara untuk bumi yang lestari dan masyarakat yang adil dan demokratis.

Trending Now:  Ketemu Gibran hingga Luhut, Rocky Gerung: Kekuasaan Mendekat pada Saya!
Tentang Penulis : Penulis adalah mahasiswa semester 5 program studi Hubungan Internasional di Universitas Islam Indonesia. Tertarik dengan isu-isu sosial dan lingkungan yang berdampak langsung pada masyarakat, terutama mahasiswa.

Perjuangan mahasiswa untuk lingkungan, keadilan, dan demokrasi tentu tidak lepas dari berbagai tanggapan dan kritik. Penting bagi kita untuk meninal dari berbagai sudut pandang dan menanggapi kritik tersebut secara konstruktif, sambil mengakui permasalahan yang ada.

Kritik Terhadap Idealisme Mahasiswa

Salah satu argumen yang kerap terlontar, bahwa mahasiswa terlalu idealis dan kurang realistis dalam memperjuangan perubahan. Mereka dianggap kurang memahami dinamika politik dan ekonomi yang kompleks, serta terlalu fokus pada gagasan-gagasan ideal tanpa mempertimbangan implikasinya di lapangan. Ada pula yang beranggapan bahwa aksi-aksi mahasiswa hanya bersifat efektif dan kurang memberikan solusi konkret.

Memang benar, idealisme merupakan kekuatan pendorong gerakan mahasiswa. Namun, idealisme ini tidak berarti mahasiswa mengabaikan realitas. Justru, idealisme inilah yang memotivasi mereka untuk mencari solusi inovatif dan berani melawan arus. Banyak aksi mahasiswa yang berdasar pada riset dan kajian yang mendalam, serta berkolaborasi dengan ahli dan praktisi di bidang terkait. Misalnya, dalam isu lingkungan, mahasiswa sering bekerja sama dengan ahli lingkungan dan masyarakat lokal untuk merumuskan solusi yang tepat dan berkelanjutan.

Selain itu, kritik bahwa aksi mahasiswa hanya reaktif juga tidak sepenuhnya tepat. Meskipun ada aksi yang bersifat respons terhadap isu-isu aktual, banyak juga inisiatif mahasiswa yang bersifat preventif dan berkelanjutan, seperti kampanye edukasi, program pemberdayaan masyarakat, dan advokasi kebijakan.

Kritik Terhadap Efektivitas Aksi Mahasiswa

Ada juga yang berpendapat bahwa aksi-aksi mahasiswa kurang efektif dalam membawa perubahan yang signifikan. Mereka beranggapan bahwa aksi demonstrasi hanya menimbulkan kericuhan dan mengganggu ketertiban umum, tanpa memberikan dampak yang berarti bagi kebijakan pemerintah.

Efektivitas aksi mahasiswa tidak hanya diukur dari perubahan kebijakan secara langsung. Aksi mahasiswa juga berperan penting dalam meningkatkan kesadaran publik terhadap isu-isu penting, mendorong diskusi dan perdebatan di masyarakat, serta memberikan tekanan moral kepada pemerintah dan pihak-pihak terkait. Sejarah telah membuktikan bahwa gerakan mahasiswa mampu memberikan perubahan besar, seperti gerakan Gejayan 1998.

Tentu saja, aksi demonstrasi bukanlah satu-satunya cara yang digunakan mahasiswa. Mereka juga menggunakan berbagai strategi lain, seperti dialog, audiensi, advokasi, dan kampanye di media sosial. Efektivitas sebuah aksi bergantung pada konteks dan strategi yang digunakan.

Trending Now:  Problematik Pembangunan Papua Selatan: Infrastruktur vs Pembangunan Manusia

Penting untuk diakui bahwa setiap masalah yang diperjuangkan mahasiswa memiliki kompleksitas tersendiri. Tidak ada solusi tunggal yang dapat menyelesaikan semua masalah secara singkat. Perubahan membutuhkan proses yang panjang dan melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu, mahasiswa tidak terjebak dalam dikotomi benar-salah, tetapi berusaha memahami akar permasalahan secara mendalam dan mencari solusi yang komprehensif. Mereka juga terbuka terhadap dialog dan kritik yang membangun, serta siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama.

Setelah memahami betapa pentingnya peran mahasiswa dalam menyuarakan isu lingkungan, keadilan, dan demokrasi, kini saatnya untuk membahas langkah-langkah konkret yang bisa diambil. Perubahan tidak akan datang dengan sendirinya. Dibutuhkan aksi nyata dan kolaborasi dari semua pihak untuk mewujudkan Yogyakarta yang lebih baik.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Perubahan menuntut aksi nyata dari berbagai pihak. Mahasiswa dapat berkontribusi dengan memperdalam riset dan analisis, membangun jaringan kolaborasi yang luas, menciptakan inovasi melalui program kampanye, serta memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi. Pemerintah berperan penting dalam menciptakan kebijakan yang transparan dan pro-rakyat dan pro-lingkungan, mendukung inisiatif positif dari mahasiswa dan masyarakat sipil, dan menegakan hukum dengan adil. Masyarakat pun diharapkan meningkatkan kesadaran, berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, mendukung gerakan positif, dan bijak bermedia sosial. Sinergi antara aksi mahasiswa, kebijakan pemerintah, dan partisipasi masyarakat akan menciptakan perubahan yang signifikan.

Mahasiswa Yogyakarta telah menunjukan peran pentingnya sebagai agen perubahan. Suara mereka adalah suara untuk bumi yang lestari dan masyarakat yang adil dan demokratis. Namun perjuangan ini tidak bisa dilakukan sendiri. Dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak untuk mewujudkan perubahan yang nyata.

Pesan Akhir

Setiap dari kita memiliki peran dalam menciptakan masa depan yang lebih baik. Mari kita bersama-sama bergerak, berkolaborasi, dan menyuarakan kebenaran. Bersama, kita bisa mewujudkan Yogyakarta dan Indonesia lebih adil, lestari, dan demokratis. Jangan biarkan suara kita hilang ditelan zaman. Mari terus berjuang untuk bumi dan keadilan!

Tentang Penulis

Penulis adalah mahasiswa semester 5 program studi Hubungan Internasional di Universitas Islam Indonesia. Tertarik dengan isu-isu sosial dan lingkungan yang berdampak langsung pada masyarakat, terutama mahasiswa.

You Might Also Like

“Gereja untuk Papua”: Menenun Damai, Merawat Kebinekaan dari Ujung Timur Indonesia

Cara Pemilihan Paus -Konklav

Menanti Rektor Baru Universitas Musamus: Harapan atas Kepemimpinan yang Progresif dan Kontekstual

Bekerja dan Berkebun Cara Menjaga Warisan Alam Papua

Ronny Tiffa News 15/01/2025
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article Pemerintah Diminta Libatkan Masyarakat dalam Program Makan Bergizi Gratis untuk Anak Putus Sekolah
Next Article Sephia Jangkup, Penerima Beasiswa Freeport Jadi Dokter Perempuan Pertama dari Suku Amungme
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow US

Find US on Social Medias
Facebook Like
Twitter Follow
Youtube Subscribe
Telegram Follow
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
newsletter featurednewsletter featured

Weekly Newsletter

Kirim Email Anda agar bisa kami infokan berita pilihan terpopuler

Popular News
BERITA

Penanggungjawab Bunda PAUD Papua Selatan Datangi Reskrim Polres Merauke

By Ronny Tiffa News 3 days ago
Freeport dan KLH Percepat Program Nasional Rehabilitasi Mangrove di Kalsel
PTFI dan YPMAK Serahkan Bantuan untuk Warga Tsinga yang Terdampak Longsor
Rehab Rumah Warga di Wanam Kab. Merauke Capai 40 Persen, Libatkan Personel Militer dan Masyarakat
KWI Dorong Kader Katolik Berkualitas untuk Indonesia Emas 2045

SUARNEWS.COM

about us

We influence 20 million users and is the number one business and technology news network on the planet.

  • BERITA
  • PON XX 2021
  • GALERI
  • KAMTIBMAS
  • NUSANTARA
  • PUSTAKA
  • GAYA HIDUP
  • JEJAK
  • SUARNEWS
  • INTAN JAYA
  • Susunan Redaksi
  • Tentang Kami
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

Find Us on Socials

© TIFFANews Network. RAKA GENDIS.id Company. All Rights Reserved. Suar News

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?