Kabar membanggakan datang dari dunia tambang nasional. Frans Pigome, S.E., putra terbaik Papua, menjadi calon kuat sebagai Direktur PT Freeport Indonesia. Penunjukan ini bukan hanya jadi berita besar di dunia korporasi, tapi juga membawa semangat baru bagi masyarakat Papua dan seluruh Indonesia.
Sosok Frans dikenal luas sebagai pemimpin yang visioner, rendah hati, dan berintegritas tinggi. Ia bukan tipe eksekutif yang hanya duduk di balik meja, tapi terjun langsung ke lapangan, mendengarkan, dan memahami kebutuhan masyarakat di sekitar wilayah tambang. Karena itu, tak heran jika banyak pihak menyebut langkah ini sebagai era baru bagi Freeport Indonesia — era di mana putra daerah ikut duduk di kursi strategis perusahaan tambang raksasa tersebut.
Dukungan Mengalir dari Berbagai Kalangan
Frans Pigome jika naik ke kursi direktur tentu disambut hangat oleh banyak pihak. Salah satunya datang dari Zulham, tokoh muda nasional asal Jakarta. Ia menyebut penunjukan Frans sebagai langkah bersejarah dan simbol pengakuan terhadap kemampuan anak bangsa, khususnya dari Tanah Papua.
“Ini bukan cuma soal jabatan, tapi soal kepercayaan. Frans adalah bukti nyata bahwa putra Papua mampu bersaing di level tertinggi manajemen nasional,” ujar Zulham dengan semangat.
Zulham juga menambahkan, ke depan Frans layak dipercaya menjadi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia. Ia menilai Frans punya kapasitas lengkap — cerdas secara strategi, dekat dengan rakyat, dan punya visi jangka panjang untuk memajukan perusahaan sekaligus masyarakat di sekitarnya.

Harapan untuk Dukungan dari Presiden Prabowo
Dalam momen yang sama, Zulham menyampaikan harapan besar kepada Presiden Prabowo Subianto agar terus mendukung kepemimpinan nasional yang adil dan berpihak pada daerah, termasuk sektor pertambangan.
“Kami yakin Presiden Prabowo punya komitmen untuk membangun Indonesia dari pinggiran. Papua jelas bagian penting dari visi besar itu,” katanya.
Menurut Zulham, menempatkan Frans Pigome di posisi puncak Freeport akan menjadi simbol nyata dari keberpihakan negara terhadap pemerataan kesempatan dan keadilan ekonomi. Langkah seperti ini akan menunjukkan bahwa Indonesia benar-benar memberi ruang bagi talenta lokal untuk ikut menentukan arah masa depan bangsanya sendiri.
Gaya Kepemimpinan Frans Pigome: Tegas, Inovatif, dan Berhati Nurani
Di lingkungan kerja, Frans dikenal sebagai pemimpin yang tegas tapi humanis, disiplin tapi hangat. Ia menekankan pentingnya membangun sistem kerja yang transparan, efisien, dan berdampak positif bagi kesejahteraan karyawan serta masyarakat sekitar tambang.
“Bagi saya, kepemimpinan bukan soal jabatan, tapi soal tanggung jawab moral. Setiap keputusan harus membawa manfaat bagi bangsa dan masyarakat lokal,” ucap Frans usai dilantik sebagai direktur.
Frans juga punya visi kuat untuk menjadikan Freeport sebagai perusahaan yang bukan hanya untung secara ekonomi, tapi juga berkelanjutan secara sosial dan lingkungan. Ia percaya, tambang seharusnya menjadi sumber kesejahteraan bersama, bukan sekadar mesin uang.
Melalui program seperti Nemangkawi Mining Institute (NMI), Frans aktif membuka pelatihan dan pendidikan bagi anak muda Papua agar bisa bersaing di dunia industri global. Langkah ini menjadi bukti nyata komitmennya dalam mempersiapkan generasi penerus yang tangguh dan siap memimpin.
Dukungan dari Masyarakat Papua dan Aktivis
Tak hanya dari kalangan pejabat atau profesional, dukungan terhadap Frans Pigome juga mengalir deras dari masyarakat Papua dan para aktivis daerah. Mereka menilai kehadiran Frans di jajaran direksi Freeport adalah simbol nyata bahwa Papua bukan hanya penghasil sumber daya alam, tapi juga sumber daya manusia yang luar biasa.
“Pak Frans sudah lama dikenal sebagai sosok yang loyal, pekerja keras, dan punya visi untuk memajukan bangsa. Kami percaya beliau mampu membawa perubahan besar di Freeport,” ujar salah satu aktivis Papua yang hadir dalam pelantikan.
Menuju Arah Baru Freeport dan Indonesia Maju
Sejalan dengan arah pembangunan nasional di bawah Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan kemandirian ekonomi dan pemerataan pembangunan, sosok seperti Frans Pigome menjadi penting. Ia bukan hanya simbol, tapi juga motor penggerak perubahan nyata.
Frans menegaskan bahwa ia akan terus bekerja dengan hati, dedikasi, dan profesionalisme tinggi.
“Saya ingin Freeport menjadi kebanggaan nasional — bukan hanya karena hasil tambangnya, tapi karena kontribusinya bagi pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan kemajuan Papua,” tegasnya.
Kisah Frans Pigome bukan sekadar cerita sukses pribadi, tapi juga cerita tentang harapan dan kebangkitan anak bangsa dari ujung timur Indonesia.
Dengan dukungan publik yang terus mengalir, banyak pihak percaya — Frans Pigome layak naik ke kursi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia. Ia membawa semangat baru: profesional, nasionalis, dan berakar kuat pada tanah kelahirannya, Papua.
Jika langkahnya terus konsisten, bukan mustahil, nama Frans Pigome akan dikenang sebagai sosok yang membawa Freeport — dan Papua — menuju babak baru dalam sejarah Indonesia modern.
Tragedi 7 Penambang dan Pelajaran Besar bagi Freeport
Peristiwa longsor yang menelan korban jiwa itu menjadi peringatan keras bagi seluruh manajemen Freeport. Investigasi awal menyebutkan adanya faktor alam dan teknis, namun publik berharap lebih dari sekadar penjelasan — mereka ingin perubahan nyata.
Dan di sinilah Frans Pigome memegang peran penting. Sebagai Direktur baru, ia menegaskan komitmennya untuk memperkuat sistem keselamatan kerja (safety mining) di semua lini operasional.
Ia menginstruksikan audit menyeluruh terhadap prosedur keamanan, meningkatkan pelatihan bagi para pekerja tambang bawah tanah, dan memperbarui sistem peringatan dini terhadap potensi bencana geoteknik.
“Kita tidak boleh kehilangan satu nyawa pun lagi di tempat kerja. Setiap karyawan berhak pulang ke rumah dengan selamat,” ujar Frans dengan nada tegas.
Langkah cepatnya menuai apresiasi luas. Banyak pihak menilai Frans punya keberanian dan empati — dua kualitas penting yang sering hilang di dunia korporasi besar.