TIFFANEWS.CO.ID — Aksi demonstrasi yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Masyarakat Kabupaten Merauke terhadap PT Telkom Indonesia Cabang Merauke pada Kamis (21/08/2025) diwarnai ketegangan antara massa aksi dan aparat keamanan.
Jenderal lapangan aksi, Andarias Labobar, mengaku menemukan satu butir peluru di depan kantor PT Telkom usai melakukan negosiasi dengan aparat.
“Setelah negosiasi saya melihat ada satu butir peluru tepat di depan kantor Telkom, ini yang saya takutkan,” ungkap Andarias, Jumat (22/08/2025).
Ia menegaskan penggunaan senjata api sangat berbahaya, baik bagi massa aksi maupun masyarakat sekitar. Karena itu, ia berharap aparat tidak lagi menggunakan senjata api dalam pengamanan aksi-aksi berikutnya.
Menurut Andarias, kericuhan bermula ketika massa aksi melemparkan air kemasan gelas plastik ke arah gedung kantor PT Telkom. Lemparan itu mengenai tameng aparat yang sedang berjaga. Merespons hal tersebut, aparat menggiring massa untuk mundur dan melepaskan tembakan peringatan.

“Ada tembakan gas air mata, bahkan beberapa kali terdengar tembakan senjata api di lapangan. Akibatnya massa panik dan berlarian,” jelasnya.
Sejak kejadian itu, Andarias menilai hubungan antara aparat dan massa aksi menjadi renggang. Ia pun mengimbau agar kejadian serupa tidak terulang lagi dengan harapan kedua pihak bisa menjaga kondusivitas serta menghindari tindakan berlebihan.
(Djo)