TIFFANEWS.CO.ID,- Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria menegaskan bahwa esensi jurnalisme menghadapi tantangan serius di tengah derasnya disrupsi teknologi, terutama dengan hadirnya kecerdasan buatan (AI).
Hal itu disampaikan dalam pembukaan Local Media Summit (LMS) 2025 di Ballroom Mutiara, Hotel JW Marriott, Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Nezar mengutip laporan Thomson Digital Foundation berjudul Journalism in the AI Era: Opportunities and Challenges in the Global South and Emerging Economies, yang menunjukkan 80 persen responden dari industri media global telah memanfaatkan fitur AI dalam kegiatan jurnalistik mereka.
“Pergeseran media cetak ke digital masih menghadapi tantangan berat karena di lanskap digital pun ada disrupsi teknologi yang luar biasa,” ujarnya.
Menurut Nezar, penggunaan AI dalam industri media tidak boleh mengikis nilai-nilai dasar jurnalisme.
“Good journalism diramu oleh tiga elemen penting: critical thinking, skill, dan ethics. Kalau critical thinking digerus oleh penggunaan AI, itu bahaya serius bagi kualitas karya jurnalistik,” tegasnya.
Nezar mengingatkan, ketergantungan pada teknologi, berisiko mengurangi daya kritis, kreativitas, dan orisinalitas jurnalis.
Meski demikian, Nezar mengapresiasi langkah Dewan Pers yang telah menerbitkan panduan penggunaan AI secara etis dan bertanggung jawab.
“Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam membedakan konten manusia dengan yang diproduksi mesin bisa menurunkan kepercayaan publik terhadap pers,” ujarnya.
Nezar menekankan pentingnya kesadaran penggunaan AI.
“Kita harus AI-aware. Jadikan AI sebagai mitra dalam produksi, bukan sebaliknya,” tambahnya.
Nezar juga mengungkapkan bahwa Komdigi tengah memfinalisasi Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional serta pedoman keamanan dan keselamatan penggunaan AI.
Dokumen ini diharapkan dapat menjadi acuan agar pemanfaatan teknologi berlangsung secara transparan dan bertanggung jawab.
Menanggapi kekhawatiran bahwa AI akan menggantikan peran jurnalis, Nezar menilai hal itu tidak mungkin sepenuhnya terjadi.
“Inti jurnalisme bergantung pada sesuatu yang tidak dimiliki algoritma: nurani, empati, dan pengalaman hidup. Mesin tidak punya pengalaman hidup. Kualitas manusialah yang memungkinkan kita memahami konteks kompleks dari sebuah cerita,” tandasnya.
LMS 2025, yang diinisiasi oleh International Media Support (IMS) dan Suara.com, mengusung tema “Unlocking Local Capital: Building Sustainable Media Market in Indonesia.”
Forum ini menghadirkan lebih dari 30 pembicara dan diikuti oleh lebih dari 100 media lokal dari berbagai daerah di Indonesia. Para peserta berdiskusi dan berkolaborasi untuk memperkuat ekosistem media lokal di era digital. (bn)