TIFFANEWS.CO.ID — Suasana penuh semangat memenuhi Taman Satwa Yamai Atib, Merauke, pada Senin (20/10/2025), ketika masyarakat Orang Asli Papua (OAP) dan mahasiswa dari berbagai jurusan berkumpul dalam Seminar Kesehatan Hewan dan Manfaat Ekonomi. Kegiatan ini menjadi wadah edukasi bagi masyarakat untuk memahami pentingnya kesehatan hewan, pelestarian satwa endemik Papua, serta peluang ekonomi yang dapat dikembangkan dari pengelolaan satwa secara berkelanjutan.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Frederikus Gebze, tokoh masyarakat Papua Selatan sekaligus mantan Bupati Merauke, dengan menghadirkan drh. Ahnu Miftahul Ulum, M.H., DHK Ahli Madya Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Papua Selatan, Ketua Tim Karantina Hewan dari Badan Karantina Papua Selatan sebagai narasumber utama.
Pelatihan Pemeliharaan Hewan Endemik Papua
Dalam sambutannya, Frederikus Gebze menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar acara seremonial, melainkan bagian dari pengabdian nyata kepada masyarakat. Ia menjelaskan bahwa Taman Satwa Yamai Atib dibangun sejak tahun 2018 dengan dana pribadi, sebagai simbol kepedulian terhadap lingkungan dan budaya lokal.
“Kita boleh berbicara panjang lebar, tetapi tanpa karya semua itu tidak berarti. Taman Satwa ini adalah salah satu karya nyata yang bisa kita tinggalkan untuk masyarakat,” ujar Frederikus disambut tepuk tangan para peserta.
Frederikus juga menekankan bahwa taman satwa tersebut memiliki makna kultural yang kuat. Setiap hewan yang dipelihara — seperti burung Ndik, kasuari, anjing, dan kanguru — mencerminkan identitas dan nilai budaya masyarakat Marim, suku asli Merauke.
“Taman ini bukan sekadar tempat hewan, tetapi wujud dari budaya dan adat kita sendiri. Kita membangun sesuatu yang menghidupkan nilai budaya, lingkungan, dan spiritualitas,” tambahnya.
Selain itu, Frederikus turut mengangkat filosofi musamus (rumah rayap raksasa khas Merauke) sebagai contoh kerja sama dan sistem sosial yang solid. Ia menggambarkan musamus sebagai simbol ketekunan, keteraturan, dan kerja kolektif yang dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat.
Bahaya Rabies di Papua Selatan
Dalam sesi materi yang disampaikan oleh drh. Ahnu Mihfatul Ulum dari Badan Karantina Papua Selatan, peserta mendapatkan penjelasan tentang pentingnya pengawasan kesehatan hewan, terutama terhadap penyakit menular seperti rabies.
Rabies merupakan penyakit mematikan yang menyerang sistem saraf pusat manusia dan hewan. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan atau air liur hewan terinfeksi, terutama anjing, kucing, dan kelelawar.
Papua, termasuk Papua Selatan dan Kabupaten Merauke, masih menjadi salah satu wilayah dengan risiko tinggi penularan rabies. Kasus gigitan hewan peliharaan yang belum divaksinasi masih sering terjadi, terutama di daerah pedalaman.
drh. Ahnu menjelaskan bahwa pengendalian rabies membutuhkan vaksinasi massal hewan peliharaan, peningkatan kesadaran masyarakat, serta penerapan karantina hewan bagi hewan yang keluar-masuk wilayah Papua Selatan.
“Rabies bukan hanya masalah kesehatan hewan, tetapi juga masalah kemanusiaan. Sekali seseorang terinfeksi dan tidak segera ditangani, peluang untuk bertahan hidup hampir tidak ada,” jelasnya.
Oleh karena itu, kegiatan pelatihan dan edukasi seperti yang dilakukan di Taman Satwa Yamai Atib sangat penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kesehatan hewan dan mencegah penyebaran penyakit zoonosis seperti rabies.
Menanam Nilai Cinta Alam dan Kemandirian
Frederikus menutup kegiatan dengan pesan inspiratif agar masyarakat dan mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan nyata. Ia berharap generasi muda Papua dapat meneruskan semangat menjaga lingkungan, melestarikan satwa, dan membangun daerah dengan nilai-nilai lokal.
“Merawat hewan bukan sekadar memberi makan, tapi melibatkan hati dan kasih. Hewan juga punya insting dan perasaan. Dari mereka kita belajar kesetiaan dan kerja keras,” pungkasnya.
Kegiatan yang berlangsung di tengah suasana sejuk taman satwa itu diakhiri dengan sesi tanya jawab dan kunjungan peserta ke area pemeliharaan hewan endemik Papua. (JW)