TIFFANEWS.CO.ID,- Puluhan wartawan yang tergabung dalam Komunitas Wartawan Daerah (KWD) Papua Selatan melakukan demonstrasi dan memberikan krans bunga sebagai tanda dukacita kepada PT. Telkom Indonesia di Kantor Telkom Merauke, Provinsi Papua Selatan pada Senin (8/1), terkait penurunan kualitas layanan internet di wilayah itu.
Hilangnya jaringan internet sejak Kamis (4/1) lalu ternyata membuat para wartawan tidak tinggal diam. Bagaimana tidak, penyiaran berita yang sudah mengikuti era teknologi sangat membutuhkan fasilitas internet yang baik.
Selain karena urusan profesi, para wartawan ini juga menyesalkan ketidakjelasan informasi terkait hilangnya jaringan internet. Alasan-alasan yang menurut mereka tidak jelas itu juga membuat tidak hanya wartawan yang geram, masyarakat pun merasa sangat dirugikan.
Ketua Sementara KWD Papua Selatan, Emanuel Eman Riberu dalam orasinya tegas menyatakan bahwa persoalan jaringan internet di Kabupaten Merauke dan kabupaten sekitarnya telah berulangkali terjadi.
Turunnya kualitas layanan internet di sana telah terjadi dalam kurun waktu delapan tahun terakhir, tepatnya semenjak 2017 lalu.
“Dalam melaksanakan fungsi informasi, pers berkewajiban memberikan informasi atau memberitakan sebuah peristiwa, kejadian atau informasi secara kredibel, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Riberu.
Emanuel menambahkan bahwa kedatangan para wartawan ke Kantor Telkom Merauke dalam kapasitas sebagai konsumen sekaligus mewakili Pers dan suara masyarakat.
“Mengapa demikian? Karena pada saat ini, tingkat kepercayaan masyarakat Papua Selatan khususnya terhadap Telkom dan anak perusahaannya Telkomsel sudah sampai pada titik nadir. Tingkat kepercayaan yang sangat, sangat rendah. Sedangkan tingkat kekecewaan sangat tinggi,” tambahnya.
Emanuel juga meminta Polri, Kejagung, BPK RI dan KPK untuk dapat menginvestigasi mega proyek kabel optik bawah laut di wilayah Papua Selatan.
“Kerusakan-kerusakan kabel bawah laut yang terjadi berturut-turut selama 8 tahun terakhir menimbulkan banyak pertanyaan soal kualitas dari fasilitas dimaksud,” tegas Emanuel.
Sementara itu, Koordinator Aksi, Hendrik Petrus Resi menyatakan bahwa kerugian masyarakat di Papua Selatan yang hari-hari ini mengandalkan jaringan internet dalam usaha bisnis, pekerjaan dan sebagainya sangat besar. Kerugian masyarakat itu sebenarnya tidak dapat terbayar dengan Telkom hanya sekedar memohon maaf, mengembalikan paket data, meringankan biaya Indihome atau kompensasi lainnya.
Kepala Kantor Telkom Merauke, Justino Fernandes menjelaskan penurunan kualitas layanan internet disebabkan terjadinya gangguan SKKL SMPCS di ruas Merauke-Timika pada kilometer 138 dari STO Merauke dengan kedalaman 42m (segmen laut) yang menyebabkan service Telkom Group area Merauke mengalami penurunan layanan.
Fernandes menyatakan langkah mitigasi terhadap gangguan atau kerusakan SKKL SMPCS, layanan Telkom Group area Merauke telah dialihkan menggunakan backup link Palapa Ring Timur dan satelit dengan kapasitas yang terbatas.
“Telkom telah berupaya maksimal untuk langkah perbaikan sehingga layanan telekomunikasi dan internet dapat normal kembali. Telkom Group melalui Witel Papua akan terus menyampaikan informasi perkembangan dan pemulihan Telkom sebagai langkah antisipasi dan bagian dari keterbukaan informasi,” katanya. (Ron)