TIFFANEWS.CO.ID,-Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Kabupaten Merauke Drs. Daud Hollenger, M.Pd., mengungkapkan bahwa “permainan” antara rentenir dan kepala kampung yang menyasar dana kampung, berpengaruh pada penggunaan dana kampung yang tidak tepat sasaran.
Menurutnya, persoalan hutang piutang ini terjadi di beberapa kampung di Merauke. Dalam hal utang piutang, katanya, terlihat sangat tidak masuk akal antara nilai pinjaman dan yang dikembalikan.
“Pihak rentenir memberikan pinjaman 30 juta, dan dari kampung mengembalikannya dengan nilai 300 juta Rupiah dari dana yang diterima sebesar 1 Milliar pertahun,” ungkap Daud, mencontohkan.
Ditemui di ruang kerjanya, Rabu (10/01), Kepala DPMK Kabupaten Merauke ini mengatakan, pihaknya telah memberikan perhatian khusus atas masalah ini.
Dari DPMK, ada bidang yang menangani secara khusus penggunaan dana kampung mulai dari musyawarah kampung, pelaksanaan program, sampai ke pelaporan penggunaan anggaran kampung serta melakukan peningkatan kapasitas.
“Ketika ada persoalan kita langsung suruh cek, maka diharapkan Badan Musyawarah Kampung (BAMUSKAM) dapat melakukan pengawasan dan pelaporan dengan baik karena, jika terdapat hal aneh langsung diberhentikan” tegasnya
Jabatan politik kepala kampung itu juga terpilih secara demokrasi jadi, lanjutnya, memperdayakan kepala kampung itu penting melalui penguatan kapasitas dan pada ujungnya nanti dapat bertanggung jawab terhadap program pembangunan yang dilaksanakan.
Selain pendampingan dan pengawasan, Daud juga melihat beberapa hal yang sering terjadi bahwa setiap pencairan dana banyak kepala kampung dan kelompoknya yang melakukan pesta minum-minuman keras, dan aktivitas yang kurang baik di daerah kota. (Djo)
𝗕𝗲𝗻𝗮𝗿 𝗮𝗱𝗮𝗻𝘆𝗮..