TIFFANEWS.CO.ID – Sebuah langkah signifikan dalam pengembangan perkebunan berkelanjutan terjadi di Distrik Muting, Kabupaten Merauke, dengan dilaksanakannya panen perdana dari kebun kelapa sawit mandiri yang dikelola oleh Koperasi Produsen Mitra Mandiri Muting. Kebun ini merupakan hasil optimalisasi lahan tidur milik masyarakat eks-transmigrasi, yang kini telah menjadi sumber produktivitas baru bagi warga setempat.
Ketua Koperasi, Bejo, mengungkapkan bahwa total luas lahan yang dikelola oleh koperasi mencapai 61 hektare. Dari total tersebut, sebanyak 45,5 hektare telah memasuki masa panen, yang merupakan hasil penanaman pada tahun 2021. Sementara itu, sisanya seluas 15,5 hektare ditanami pada tahun 2022 dan masih dalam masa pertumbuhan.
Kemitraan ini terjalin bersama PT. Agri Prima Cipta Persada (PT ACP), yang telah menyepakati kerja sama langsung dengan koperasi melalui Memorandum of Understanding (MoU) untuk penerimaan tandan buah segar (TBS) ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik perusahaan di Distrik Muting, Kampung Andaito.
Ketua Apkasindo Perjuangan Provinsi Papua Selatan, Stefanus Mega Panda, S.Fils, menjelaskan bahwa kebun ini bukanlah kebun plasma maupun kebun marga, melainkan kebun mandiri yang sepenuhnya dikelola oleh masyarakat. Ia menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk optimalisasi atas lahan-lahan eks-transmigrasi yang telah bersertifikat atau bergaruda, khususnya di kawasan Alfasera 1-6.
“Ini adalah kebun mandiri pertama di Papua Selatan yang berhasil mengirimkan buah sawit ke pabrik kelapa sawit. Dan yang lebih penting, kebun ini dibangun dan dikelola langsung oleh masyarakat. Sawit Papua Selatan menuju Sawit berdaulat , bermartabat dan bermartabat dengan standar ISPO ” tegas Stefanus.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa Apkasindo Perjuangan fokus mendampingi petani sawit di wilayah Papua Selatan, khususnya Kabupaten Merauke dan Boven Digoel, dengan orientasi pada pengelolaan lahan yang telah memiliki kepastian hukum.
Keberhasilan ini menjadi tonggak sejarah baru bagi masyarakat petani sawit di Papua Selatan dan diharapkan dapat menjadi model pengembangan kebun mandiri berbasis kemitraan yang dapat direplikasi di wilayah lain.
Korwil Apkasindo Perjuangan Wilayah Indonesia Timur Yahmin Hendra menegaskan Bahwa penting regulasi perkebunan sawit dalam untuk menyentuh manfaat kepada pekebun Mitra , karena banyak program pemerintah pusat kurang disosialisasikan secara, maksimal maka butuh kolaborasi antara pemerintah, Perwakilan pekebun sawit dan perusahaan. (Ron)