TIFFANEWS.CO.ID- Gubernur Provinsi Papua Selatan (PPS), Dr.Ir.Apolo Safanpo,ST.,MT melakukan peninjauan ke areal pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI ) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) PT Korintiga Hutani, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang berlangsung Selasa (27/5) hingga Rabu (28/5).
Kunjungan dua hari itu merupakan bagian dari pelaksanaan misi pembangunan lima tahun masa pemerintahannya bersama Wakil Gubernur, Paskalis Imadawa,S.Pd (2024-2029) yakni menjaga dan mendayagunakan kualitas lingkungan hidup dan mengakselerasi pemerataan Pembangunan, keadilan untuk mengentaskan kemiskinan bagi masyarakat di Selatan Tanah Papua.
Sebelum melakukan serangkaian peninjauan lapangan, Gubernur Apolo bersama rombongan Pemerintah PPS mendapatkan penjelasan dari pihak Manajemen PT Korintiga Hutani (KTH) antara lain mengenai sejarah KTH di Kalimantan Tengah hingga langkah dan tindakan perlindungan dan pengamanan hutan.
PT KTH mulai beroperasi di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat setelah menerima Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu – Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK-HTI) seluas 94.384 Ha. Setelah mengantongi ijin operasi, Perusahaan ini melakukan pembibitan clon Eucalyptus pellita. Selain itu dikembangkan Acacia mangium dan Jabon
Penjualan log pertama ke pasar domestik. Penjualan optimal mencapai 80 juta USD. Kegiatan operasional pengolahan kayu dengan kapasitas Woodchip satu juta ton dan Pellets: 100 ribu ton.
Perusahaan ini telah mengantongi sertifikat FSC CW, FSC CoC, PROPER tingkat BIRU, Multi Usaha Kehutanan (MUK): Jasa Lingkungan Karbon (Revisi I RKU 2021–2030) dan Sertifikat SMK3 Bendera EMAS dengan hasil memuaskan. PT KTH pada Februari 1998 memiliki luas HTI: 94.383 ha, luas industri pada April 2013 menjadi 341 ha dengan ijin konsesi 43 tahun (1998–2041). Area tanaman sekitar 63.000 ha dengan jumlah tenaga kerja sekitar 2.500 orang. Jenis tanaman Eucalyptus pellita clone. Telah membuka jalan utama 264 km, jalan cabang 3.700 km. Rotasi delapan tahun (Chip & Pellet).
Pesemaian berlangsung selama 90 hari dari pemotongan sampai bibit siap tanam dengan produksi 15 juta bibit per tahun. Penanaman 8.000 ha per tahun. Rotasi penebangan delapan tahun untuk woodchip/pellet. Produk dan pemasaran dari PT KTH adalah kayu bulat, Woodchip satu juta ton per tahun, Wood pellet 100 ribu ton per tahun, Biomass power plant 7,3 MW, kayu dan kulitnya digunakan kecuali untuk kayu bulat.

PT KTH selama beroperasi di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat ikut serta dalam pembangunan wilayah dan masyarakat setempat antara lain memberikan bantuan kepada masyarakat di 13 desa berupa sarana pendidikan dan beasiswa, pembangunan jalan konsorsium sepanjang 52 km, membangun infrastruktur keagamaan dan lembaga adat, pelayanan kesehatan dan penanaman jagung untuk ketahanan pangan
Perusahaan ini terus bermitra dengan masyarakat setempat dengan membangun Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dengan pola bagi hasil untuk 25 desa dan pola agroforestry di empat desa.
Perusahaan ini pun berkomitmen pada konservasi Orangutan dengan habitat 19.197 ha atau 20 persen dari konsesi PT KTH. Adapun jumlah populasi 174 Orangutan.
Adapun dalam melaksanakan pekerjaan setiap hari, semua pimpinan dan PT KTH mengusung semboyan dan komitmen tunggal yakni “When we plant a tree, we plant a hope!”
Selama peninjauan lapangan itu, Gubernur Apolo dan rombongan melihat secara langsung proses persemaian, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemanenan hingga pengangkutan kayu sampai melihat hasil akhir industry kayu lapis.
Kunjungi Kantor Pusat Korindo
Sehari sebelum melakukan peninjauan lapangan di areal kerja PT Korintiga Hutani (KTH) di Kalimantan Tengah, Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo melakukan serangkaian pertemuan khusus dan tukar pikiran dengan Manajemen PT Korindo Pusat dan PT Tunas Sarwa Erma (TSE) yakni Robert Seung (Senior Vice Chairman Korindo Group & Direktur TSE Group) ) dan Kim In Lae (Direktur TSE Group) beserta jajaran pimpinan puncak lainnya di Jakarta.
In Lae Kim pada kesempatan memberikan ucapan selamat datang kepada Gubernur Apolo dan rombongan menyampaikan rasa hormat dan bersyukur atas pertemuan di Kantor Pusat PT Korindo Group dan PT Tunas Sarwa Erma (TSE) Group dalam suasana penuh keakraban dan kekeluargaan.
“Kami merasa sangat terhormat dan bersyukur atas kunjungan Bapak Gubernur Papua Selatan di Kantor Pusat Korindo dan TSE Group Jakarta hari ini,” katanya.
Kunjungan ini merupakan momen yang sangat bermakna bagi kami, karena kami merasa ini adalah bentuk perhatian dan dukungan Gubernur Papua Selatan terhadap kegiatan kami di Provinsi Papua Selatan.
Kami percaya bahwa kunjungan ini tidak hanya memperkuat hubungan antara pemerintah daerah dan perusahaan, tetapi juga menunjukkan tekad bersama untuk membangun dan mengembangkan bumi Papua Selatan. Kami sangat bersemangat untuk terus bekerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat lokal, sehingga kita bersama-sama dapat menciptakan dampak positif dan berkelanjutan di wilayah ini.
Terima kash atas kepercayaan dan dukungan Gubernur Papua Selatan. Kami berharap dapat terus bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua Selatan.
Sementara itu, Robert Seung mengatakan bahwa pada saat ini dunia memberikan perhatian pada kegiatan konservasi lingkungan di Indonesia khususnya Papua.
“Kami terus melakukan program konservasi di Papua dan berharap mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Papua Selatan. Luas lahan Perkebunan sawit yang kami olah tentu tidak seluas dengan yang lain namun kami dapat bekerja dengan baik berkat dukungan Pemerintah setempat. Kami ingin membangun Perkebunan sawit yang terbaik sekaligus dapat menjadi contoh yang baik bagi Perkebunan sawit lainnya di Indonesia,” kata Robert.
Menurut Robert, kebun sawit yang diolah Perusahaan yang dipimpinnya ini dapat menjadi tempat belajar bagi Perkebunan sawit lainnya di dunia.
Kerjasama Penelitian Bio Ekologi Spesies
PT Korindo Group dan PT TSE Group terus melakukan Kerjasama penelitian bio ekologi spesies dengan prioritas Kura-Kura Moncong Babi dan Burung Cenderawasih Ekor Kuning dengan IPB Bogor.
Adapun tujuan Kerjasama ini adalah meneliti dan mendapatkan Spesies di Papua Selatan yang Endemik, dilindungi, terancam punah, dan bernilai penting. Juga dilakukan penelitian tentang kearifan masyarakat lokal dalam memanfaatkan keanekaragaman kayati.
Lokasi penelitian untuk kura-kura moncong babi yakni Desa atau Kampung, di sepanjang Sungai Kao/Kali Kao seperti Asike, Sesnukt, Amboran, Anggamburan dan Gententiri serta menyusur kurang lebih 183.5 Km untuk mencari gumuk pasir tempat KKMB bersarang. Sedangkan untuk Cenderawasih Ekor Kuning di areal Inocin Abadi, PT. Tunas Timber Lestari
Khusus tentang kura-kura moncong babi, Papua Selatan dikarunia Tuhan potensi sumberdaya alam yang lengkap yakni Hutan, Laut dan Sungai. Khususnya sungai di Papua Selatan memiliki sungai-sungai yang lebar lebih dari 50 meter mulai dari Sungai Digoel, Sungai Uwim Merah dan makin ke hulu makin sempit sungainya ada berbagai macam DAS salah satu diataranya adalah Sungai Kao atau Kali Kao yang merupakan habitat dari berbagai macam satwa termasuk kura-kura moncong babi, ini merupakan salah satu Flagship Spesies (Spesies Bendera) yang penting untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman kehidupan liar di Papua Selatan.
Spesies kura-kura moncong babi adalah spesies yang di Indonesia hanya terdapat di Papua bagian selatan mulai dari pesisir Kaimana sampai dengan Sungai-sungai di Merauke dan Boven Digoel. Pada hari ini populasinya semakin menurun karena sudah mulai ada orang-orang dari luar yang mencari dan menangkapnya untuk dijual selain itu pemanfaatan telur dan dagingnya untuk sumber protein masyarakat lokal.

Khusus tantang Cenderawasih Ekor Kuning dapat dijelaskan bahwa Tanah Papua memiliki kurang lebih 657 spesies burung atau 6,8 persen dari jenis burung di dunia. Salah satu yang endemik di Papua Selatan adalah Burung Cenderawasih Ekor Kuning (yang terkenal karena keindahannya (Birds of Paradise). Di Papua terdapat 24 jenis Cenderawasih.
Mengapa objek penelitian kami ke Cederawasih Ekor Kuning ? Karena jenis ini populasinya banyak di sekitar wilayah perbatasan RI-PNG dan sudah mulai langka karena diburu untuk digunakan sebagai hiasan atau diperjual belikan.
Tentang hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa saat ini telah teridentifikasi data penyebaran lokasi sarang, jumlah sarang, ukuran dan kedalam sarang, suhu sarang, jumlah dan ukurn telur per sarang, Pola dan waktu bertelur di wilayah studi Sungai Kao. Rencana selanjutnya adalah melanjutkan penelitian dan melakukan publikasi ilmiah atas hasil penelitian tersebut.
Penelitian Etnobotani lanjutannya adalah bagaimana hubungan manusia dengan alam sekitarnya, khususnya mengenai bagaimana masyarakat memanfaatkan tumbuhan untuk berbagai keperluan hidupnya termasuk makanan, obat-obaran, ritual adat, dan aspek budaya lainnya.
Salah satu mimpi PT Korindo Group dan PT TSE Group saat ini adalah pada satu ketika lahir kaum muda Papua Selatan bergelar Doktor di bidang Etnobotani ahli dalam bidang Kura-kura Moncong Babi dan Cenderawsih Ekor Kuning.
Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo mengatakan pemerintah dan masyarakat Papua Selatan mengucapkan limpah kepada PT Korindo Group, dan PT Tunas Sarwa Erma (TSE) Group yang telah berinvestasi di wilayah Papua Selatan yang berdampak postif bagi masyarakat khususnya di bidang tanggungjawab sosial perusahan khususnya pendidikan dan kesehatan, serta peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
“Terutama program plasma yang turut menyejahterakan masyarakat setempat. Papua Selatan memiliki potensi pertanian dan perikanan yang besar untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Menurut Apolo, perusahan itu bagaikan seekor sapi yang menghasilkan susu, semua pihak berusaha supaya sapi itu dipelihara dengan baik agar bisa menghasilkan susu yakni kesejahteraan masyarakat Papua Selatan, oleh karena itu apabila kita merasa kurang mendapatkan susu, maka jangan kita membunuh sapi nya, tetapi mengatur sedemikian rupa agar susu tersebut dapat dinikmati secara adil dalam semangat kekeluargaan.
Turut mendampingi Gubernur Papua Selatan selama peninjauan itu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah, Dr Ulmi Listyaningsi Wayeni S.Sos.MM, Kepala Dinas PMPTSP, Petrus Asem,S.Sos,MM, Kepala Dinas LH dan Kehutanan, Jujuk Rianto,S.Sos, Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan, Paino, S.IP,MT, Kepala Dinas ESDM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lambertus Fatruan ST, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR, Dr.Franky Edwin Paskalis Lapian, ST,MT. (ade)