TIFFANEWS.CO.ID — Aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Papua Selatan pada Jumat (18/7/2025) lalu berujung insiden kekerasan dan ujaran kebencian yang menimpa salah satu aktivis perempuan terkemuka di wilayah tersebut. Elsye Titihalawa, pendiri Yayasan Raih Impian Tanah Papua (Yayasan Rita), mengaku menjadi korban tindakan diskriminasi Ras dan kekerasan fisik saat mencoba memberi masukan damai kepada massa aksi.
Elsye, yang merupakan warga peranakan Ambon-Marind (peranakan Papua), menyampaikan bahwa dirinya dianiaya secara verbal dan fisik setelah menegur salah satu orator aksi yang menggunakan istilah diskriminatif seperti “darah kotor” terhadap kelompok masyarakat peranakan.
“Saya menyampaikan bahwa penggunaan bahasa seperti itu sangat berpotensi merusak hubungan kekeluargaan dan semangat persaudaraan antar masyarakat yang telah lama terjalin di Papua,” ujar Elsye dalam pernyataan sikapnya kepada Tiffa News, Selasa (22/7/2025).
Alih-alih menerima masukan tersebut dengan terbuka, Elsye justru mendapat cacian bernada rasis dan tamparan dari salah satu oknum massa aksi. Ia menegaskan bahwa peristiwa ini tidak hanya melukai dirinya secara pribadi, namun juga menjadi tamparan bagi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan keberagaman di Tanah Papua.
Melalui siaran persnya, Elsye menyampaikan sejumlah tuntutan dan seruan:
• Meminta pertanggungjawaban serta permintaan maaf terbuka dari pihak-pihak yang terlibat dalam insiden tersebut.
• Mengajak seluruh masyarakat Papua dan Indonesia untuk menolak segala bentuk diskriminasi dan menjaga persatuan lintas identitas.
• Menegaskan bahwa Papua adalah tanah yang kaya budaya dan kemanusiaan, dan tidak ada tempat bagi ujaran kebencian dalam ruang publik.
“Setiap warga, termasuk kami yang berasal dari latar belakang peranakan, memiliki hak yang sama untuk dihormati, didengar, dan dilindungi,” tegasnya.
Elsye berharap kejadian ini menjadi titik balik bagi semua pihak untuk lebih menghargai keberagaman dan memperkuat harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di Papua Selatan. (Ron)