TIFFANEWS.CO.ID – Dengan balutan Batik Papua berwarna biru terang, Wakil Gubernur Papua Selatan, Paskalis Imadawa, memulai perjalanannya menuju Distrik Mindiptana, Kabupaten Boven Digoel, Senin (28/7/2025). Ia menaiki pesawat Mission Aviation Fellowship (MAF) yang dikemudikan oleh pilot berkebangsaan asing dari Bandar Udara Mopah Merauke. Penerbangan dimulai pada pukul 08.22 WIT dan setelah 1 jam 23 menit melintasi langit selatan Papua, mendarat mulus di Bandar Udara Mindiptana pada pukul 09.45 WIT.
Tiba di Mindiptana, Paskalis langsung melanjutkan perjalanannya menuju susteran untuk menyapa para biarawan yang telah lama menantikan kedatangannya di Paroki Kristus Raja Mindiptana. Ia berbincang hangat, menyempatkan istirahat sejenak, sebelum melanjutkan agenda utama—bertemu masyarakat.

Saat senja mulai turun, tepat pukul 18.00 WIT, Wagub Paskalis duduk santai bersama masyarakat di bawah terang lampu kampung, mendengarkan suara-suara hati warga. Suasana penuh keakraban, tanpa sekat antara pemimpin dan rakyatnya.
“Saya mau dengar langsung suara masyarakat. Namanya pemimpin, ya harus dengar keluhan rakyat. Kalau soal pribadi memang sulit dijawab, tapi kalau menyangkut kepentingan banyak orang, itu tugas kita menjawab,” ucapnya tulus.
Ia tidak hanya datang membawa jabatan, tetapi juga kisah. Paskalis berbagi pengalaman selama menjabat sebagai Wakil Gubernur, termasuk suka duka dalam melayani. Cerita itu mengalir seperti lagu, penuh semangat dan harapan, menghipnotis masyarakat yang hadir malam itu.
Dalam dialog tersebut, warga pun tak segan mengungkapkan keluhan. Markus, salah satu warga sekaligus pemilik dusun, menyampaikan pengalamannya sebagai buruh kontrak dalam pembangunan lampu jalan—sebuah inisiatif Wagub Paskalis melalui Dinas Perhubungan Papua Selatan untuk menerangi kampung-kampung.
“Bapak Wakil Gubernur, kalau pekerjaan ini untuk kepentingan semua orang, kami sepakat itu. Biarlah dikerjakan oleh pemuda-pemuda kampung kami sendiri,” ujar Markus.
Wagub pun merespons cepat, menghimbau agar seluruh pekerjaan tersebut dikerjakan oleh anak-anak asli Mindiptana, sebagai bentuk pemberdayaan dan keterlibatan masyarakat lokal dalam menjaga hasil pembangunan.
“Ini bukan hanya tentang pekerjaan, tapi soal rasa memiliki. Kalau mereka yang kerja, mereka juga yang akan jaga,” tegasnya.
Di sela pertemuan, Paskalis juga menyinggung soal dirinya yang masih memilih tinggal di rumah pribadi ketimbang rumah dinas. Alasannya sederhana: agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.
“Kalau saya di rumah dinas, nanti susah orang datang. Masyarakat ini butuh pemimpinnya dekat,” ujarnya dengan nada empati.
Pertemuan malam itu juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting setempat, termasuk Ketua Dewan Gereja Kristus Raja Mindiptana, Kepala Distrik Mindiptana Marthen Rumpang, dan tokoh adat lainnya.
Rangkaian kunjungan Paskalis Imadawa akan berlanjut hingga Rabu (30/7/2025), dengan rencana menghadiri Perayaan Penerimaan Sakramen Krisma di Paroki Kristus Raja Semesta Alam Ninati.
Kehadiran Paskalis bukan sekadar kunjungan kerja. Ia datang sebagai pemimpin yang menyatu dalam cerita rakyatnya—mendengar, berbicara, dan menginspirasi. (RON)