TIFFANEWS.CO.ID,- Uskup Keuskupan Jayapura, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai You, memimpin pemberkatan 72 unit rumah layak huni bagi masyarakat korban gempa bumi tahun 2023 di Kota Jayapura.
Acara pemberkatan berlangsung di kawasan perumahan baru di Koya Timur, Jalan Raya Skouw, Jayapura.
Dalam homilinya, Uskup Yanuarius menegaskan bahwa rumah bukan hanya sekadar bangunan fisik, tetapi pondasi kehidupan yang harus diletakkan di atas dasar iman.
“Orang yang membangun rumah di atas firman Tuhan akan kuat, penuh kasih dan adil, menghasilkan buah yang baik. Tetapi jika rumah dibangun di atas pasir, ia akan mudah hancur,” ujar Uskup dalam kotbah.
Selain menyediakan hunian, kawasan perumahan ini juga dilengkapi dengan fasilitas pemberdayaan ekonomi, antara lain peternakan ayam petelur, peternakan babi, perikanan, kebun, serta pengelolaan air bersih.
Kehadiran fasilitas tersebut diharapkan mampu mendukung kemandirian dan kesejahteraan warga penghuni.
Program pembangunan ini merupakan hasil kerja sama antara Keuskupan Jayapura dan Kementerian Sosial RI, dengan pelaksana program Hilarius Warsito.
Perwakilan masyarakat calon penghuni, Urbanus Asso, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Uskup Yanuarius atas perjuangan yang telah dilakukan hingga terwujudnya rumah layak huni ini.
“Kami berterima kasih karena Bapa Uskup siap melepaskan 72 rumah ini sepenuhnya untuk kami. Kami akan berkoordinasi dengan Kemensos, tetapi kami berharap Keuskupan membantu menyampaikan keluhan kami saat berbicara dengan kementerian. Harapan kami, sertifikat rumah ini dapat segera diserahkan kepada warga,” ungkap Urbanus.
Hal senada juga disampaikan Aloysius Giyai. Ia mengingatkan bahwa keluarga penerima rumah harus menjaga berkat yang diterima ini dengan hidup dalam kasih Tuhan, serta berusaha membangun kemandirian dalam kehidupan sehari-hari.
Pemberkatan 72 rumah ini menjadi tanda nyata kasih Allah yang hadir melalui Gereja dan dukungan pemerintah. Bagi warga penerima, rumah-rumah tersebut bukan hanya pengganti tempat tinggal yang hilang akibat gempa, tetapi juga simbol harapan baru untuk menata kembali kehidupan, membangun keluarga yang kuat, hidup rukun, dan mencapai kesejahteraan bersama.
Elias Awekidabi Gobay