TIFFANEWS.CO.ID – Suasana aula Rumah Bina Pankat Kelapa Lima Merauke mendadak membara oleh semangat nasionalisme. Ratusan peserta dari kalangan civitas akademika menghadiri kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang digelar oleh anggota DPD/MPR RI Dapil Papua Selatan, Frits Tobo Wakasu, S.PAK, SH, bersama Burhanuddin Zein, SH., MH, dosen Hukum Tata Negara Unmus sekaligus Tenaga Ahli DPR Papua Selatan.
Kegiatan bertajuk Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI ini menyuguhkan materi tentang pentingnya memahami dan mengamalkan nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sosialisasi ini diikuti oleh ratusan peserta yang merupakan mahasiswa dan pelajar dari tiga lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Lentera Kasih (YALEKA) MARO, yaitu STISIPOL YALEKA MARO, AKBID YALEKA MARO, dan SMK Kesehatan YALEKA MARO.
Suasana Santai, Materi Mengena
Berlangsung dalam suasana santai namun serius, para peserta tampak antusias mengikuti paparan para narasumber. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang edukasi, tetapi juga ruang refleksi dan diskusi tentang masa depan Papua Selatan serta peran generasi muda dalam menjaga keutuhan NKRI.
Dalam sambutan pembukaannya, Ketua Yayasan menyampaikan harapannya agar kegiatan ini mampu memperkuat karakter kebangsaan peserta didik serta meningkatkan kesadaran konstitusional di tengah tantangan zaman.
“Saya mengajak para civitas akademika untuk memanjatkan puji syukur karena hari ini merupakan kehormatan besar—hadir di tengah kita Bapak Senator RI Dapil Papua Selatan, Bapak Frits. Itu semua karena rencana Tuhan sehingga beliau bisa hadir di tempat kita,” ungkapnya, Senin (30/6/2025).
Frits Tobo: Papua Selatan adalah Benteng NKRI
Dalam pemaparannya, Frits Tobo Wakasu menegaskan bahwa Papua Selatan memegang posisi strategis sebagai garda terdepan penjaga keutuhan bangsa. Oleh karena itu, generasi muda Papua Selatan harus dibekali dengan pemahaman mendalam mengenai pilar-pilar kebangsaan.
“Papua Selatan adalah benteng keutuhan NKRI. Di tangan generasi mudanya, masa depan bangsa dipertaruhkan. Jangan biarkan kita tercerabut dari akar Pancasila, UUD 1945, dan semangat persatuan bangsa,” tegasnya.
“Kalau kita tidak berpedoman pada hal ini (Empat Pilar Kebangsaan), cepat sekali kita bisa menyeberang ke ideologi lain. Mengapa begitu? Karena kita berada dalam NKRI, dan saat ini kita disebut sebagai negarawan. Oleh karena itu, kita punya kewajiban untuk menjaga negara dan memberikan wawasan kepada masyarakat,” tambah Frits.
Sementara itu, Burhanuddin Zein membahas pentingnya supremasi hukum dan konstitusi dalam menjaga stabilitas nasional, serta peran masyarakat dalam mendukung tegaknya prinsip negara hukum. Ia juga menjelaskan tentang cita-cita negara serta pedoman bangsa dalam mencapai kesejahteraan rakyat.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif yang memancing banyak pertanyaan kritis dari peserta. Beberapa mahasiswa bahkan menyampaikan harapan agar kegiatan semacam ini rutin dilaksanakan guna memperkaya wawasan kebangsaan mereka.
Sebagai simbol semangat persatuan, kegiatan ditutup dengan doa bersama dan sesi foto bersama seluruh peserta dan narasumber.
Kegiatan ini membuktikan bahwa semangat nasionalisme di Papua Selatan tetap menyala, dan generasi muda siap menjadi pelopor dalam menjaga keutuhan dan kedamaian Tanah Air.
(Ron)