TIFFANEWS.CO.ID – Di tengah rimbunnya hutan sagu dan kerasnya kehidupan di Kampung Atsj, Distrik Atsj, Kabupaten Asmat, secercah harapan muncul. Harapan itu datang bukan dalam bentuk janji kosong, tetapi sentuhan nyata yang dirasakan langsung oleh warga, salah satunya Bonefasius Ket, seorang ayah empat anak yang mendamba rumah layak huni.
Kisah Bonefasius adalah potret buram kehidupan masyarakat pelosok Papua. Ia tinggal di rumah sederhana yang jauh dari kata layak, namun menyimpan mimpi sederhana: ingin melihat anak-anaknya sekolah dengan tenang, tidur nyaman, dan belajar tanpa rasa cemas.
“Saya ingin sekali, Pak. Saya ingin sekali punya rumah supaya semua anak-anak ini bisa sekolah tenang, bisa tidur nyaman, bisa belajar nyaman. Macam begitu tujuan saya, Pak,” ungkap Bonefasius lirih, dengan mata penuh harap, Minggu (19/10/2025)
Mimpi itu menemukan titik terang saat Johanes Kutanggas, Direktur PT Papua Bornesia Nusantara (PBN), datang langsung ke kampungnya. Kedatangan Kutanggas bukan sekadar kunjungan seremonial, tetapi bentuk empati dan kepedulian nyata terhadap kondisi masyarakat Asmat.
“Tujuan kami ke sini memang untuk melihat langsung kehidupan masyarakat sampai ke pelosok. Kasihan sekali masyarakat Papua, khususnya Asmat ini,” ujar Kutanggas dengan nada prihatin.

Melihat kondisi rumah Bonefasius yang memprihatinkan, Kutanggas berjanji akan memperjuangkan nasib keluarga itu hingga ke tingkat tertinggi. Ia menyebut akan menyampaikan langsung kisah Bonefasius kepada Presiden.
“Yang perlu kita amankan dan jamin, ya supaya bapaknya cepat dapat rumah. Kita bawa saja dulu ke rumah Pak Presiden,” tegasnya.
“Rumah Presiden” yang dimaksud bukan sekadar kiasan, melainkan simbol komitmen pemerintah pusat yang ingin hadir di tengah masyarakat paling membutuhkan. Kutanggas memastikan aspirasi itu akan disampaikan dalam program 3 Juta Rumah, yang menjadi salah satu agenda nasional pemerintah untuk menyediakan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
“Memang prioritas kami itu sesuai visi dan misi pemerintah. Banyak bangunan perumahan yang kita usulkan langsung ke Pak Presiden. Ini termasuk keluarga Bonefasius,” jelasnya.
Mendengar kabar itu, Bonefasius tak kuasa menahan haru. Ia hanya mampu mengucap syukur dan menyampaikan rasa terima kasihnya yang tulus.
“Eh, Bapak Presiden, kalau betul saya dapat rumah, saya minta terima kasih banyak sekali. Hormat diberikan,” ucapnya penuh haru.
Kisah Bonefasius hanyalah satu dari banyak kisah serupa di pelosok Papua. Namun, melalui program 3 Juta Rumah dan komitmen PT PBN, harapan itu kini terasa lebih nyata. Bukan sekadar membangun rumah, tetapi juga membangun mimpi, martabat, dan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Papua. (JW)