TIFFA NEWSTIFFA NEWS
  • HOME
  • BERITA
  • OLAHRAGA
  • KAMTIBMAS
  • POLITIK
  • PPS
  • NUSANTARA
  • GALERI
  • OPINI
  • OTHERS
    • PUSTAKA
    • BUDAYA
    • EKONOMI
    • HANKAM
    • HAM
    • JEJAK
    • GAYA HIDUP
    • INTAN JAYA
    • SOSOK
Search
Reading: Noken, Ekonomi dan Sama-Sama Menjaga Ekologi
Share
TIFFA NEWSTIFFA NEWS
Search
  • HOME
  • BERITA
  • OLAHRAGA
  • KAMTIBMAS
  • POLITIK
  • PPS
  • NUSANTARA
  • GALERI
  • OPINI
  • OTHERS
    • PUSTAKA
    • BUDAYA
    • EKONOMI
    • HANKAM
    • HAM
    • JEJAK
    • GAYA HIDUP
    • INTAN JAYA
    • SOSOK
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 RAKA for Tiffa Company. All Rights Reserved.
TIFFA NEWS > News > OPINI > Noken, Ekonomi dan Sama-Sama Menjaga Ekologi
OPINI

Noken, Ekonomi dan Sama-Sama Menjaga Ekologi

Last updated: 30/06/2023 - 20:47
By Chelin
Share
Titus Pekei
SHARE

Oleh Titus Pekei

Mahasiswa Pascasarjana PKLH UNJ

 

Sulit menjelaskan kepada mereka yang tak sungguh mengenal Noken bahwa ada hubungan yang signifikan antara noken dan pelestarian lingkungan. Demikian juga soal ekonomi. Mereka yang tidak mengetahui tentang noken, akan memaksa agar noken segera diindustrikan untuk mendapat keuntungan besar. Padahal keuntungan besar tak menjamin ekonomi berkelanjutan. Justru yang namanya ekonomi berkelanjutan dapat dipelajari dari noken itu sendiri.

Mereka yang tidak mengenal Noken, barangkali bisa menerimanya jika noken dipandang sebagai tas rajutan alami dilawankan tas plastik penyumbang pencemaran lingkungan. Jika pengertian hanya sebatas itu, jelas bahwa persoalan lingkungan tak selesai karena, noken pengganti tas dijawabi dengan industrialisasi yang notabene akan merusak alam.

Itulah sebabnya, dalam beberapa kesempatan saya selalu mengatakan bahwa noken bukanlah tas sekalipun beberapa fungsinya menyerupai tas. Tujuan dari memahami noken dengan cara demikian, agar pembuat noken maupun pengguna noken tetap dalam suatu pandangan yang sama, bahwa noken mengandung nilai kearifan budaya termasuk pelestarian lingkungan.

Kita perlu memasuki sebuah pengalaman hidup mama dan bapa pembuat noken, sebelum kita dapat mengerti tentang noken secara keseluruhan .

Noken dibuat oleh mama-mama dan bapa-bapa pengrajin noken, dihasilkan dalam lingkungan kampung yang sungguh memelihara kearifan lokal. Baik dalam memperoleh bahan baku, maupun dalam proses pembuatannya, semua itu tidak terlepas dari nilai kearifan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat yang bersangkutan.

Trending Now:  "Gereja untuk Papua": Menenun Damai, Merawat Kebinekaan dari Ujung Timur Indonesia

Contoh, seorang mama pembuat noken misalnya, saat mengambil bahan dari serat kulit kayu pohon nenduam, pohon nawa, atau anggrek hutan, secara sadar tahu tentang waktu tumbuhnya pohon-pohon itu. Mereka tahu tempat-tempat mana saja yang bisa diambil dan dimana tempat yang tidak bisa diambil atau ditunda.

Sederhananya, tidak serta merta bahan baku diambil dari pohon yang ada, karena bisa saja akan merusak ekosistem yang ada sekitarnya.

Bahan yang diambil dari pohon, tidak membuat pohon tersebut ditinggalkan, melainkan mereka terus memantau perkembangan dari pohon itu. Ketika sudah layak diambil maka mereka kembali ke tempat itu. Apa yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak berlebihan sehingga tidak terjadi penggundulan hutan.

Hingga menghasilkan noken, hal yang dikerjakan selalu tertuju pada penggunaan yang disepakati atau yang biasa dilakukan oleh masyarakat. Ini berarti bahwa fungsi-fungsi dan makna-makna sangat diperhatikan. Tidak sekedar untuk memenuhi permintaan hanya sebagai pengganti tas.

Mama-mama penjual noken, tidak menjual noken hanya untuk dijadikan pengganti tas. Mereka tidak menjual untuk memudahkan orang memasukan barang belanja ke dalam noken, lalu sampai di rumah, noken dibuang.

Justru yang mereka bayangkan adalah para pembeli akan menggunakan noken sesuai kebutuhan dalam hidupnya. Sederhananya, noken akan dipakai berulang-ulang, tidak sekali dua kali saja.

Dengan demikian, maka noken menjadi warisan tak benda, yang mengandung di dalamnya makna-makna ekologis yang menunjang kehidupan umat manusia secara berkelanjutan. Noken berkaitan dengan pelestarian atau pemulihan lingkungan agar saling ketergantungan yang terancam diantara manusia dan organisme lain dapat dilindungi.

Trending Now:  Sebuah Babak Baru Honai Besar Papua Pegunungan

Sebagaimana ekologis dalam arti yang paling awal, berasal dari Bahasa Yunani “oikos”, yang berarti rumah atau tempat hidup dan “logos” yang bermakna ilmu. Dalam makna yang luas, ekologis berhubungan dengan saling ketergantungan alami dan harmonis dari komunitas. Ekologi juga merujuk pada saling ketergantungan alami di antara organisme, dan antara organisme dan lingkungan.

Tentu saja, kita tidak hendak menolak upaya Negara dalam mensejahterakan rakyat. Namun yang menjadi persoalan jika program-program kesejahteraan itu, justru mempertaruhkan masa depan umat manusia.

Contoh, kita sering mendengar orang bicara tentang prospek pasar dari noken dimana buntutnya  adalah industrialisasi Noken.

Maka apa yang terjadi bila industri itu diadakan, tidak lain adalah pengambilan bahan-bahan baku tidak lagi mempertimbangkan segi keberlanjutan ekosistem. Semakin banyak dan semakin cepat bahan baku disediakan, maka mesin-mesin pembuat noken akan berproses menghasilkan ribuan noken. Singkat kata, dengan secara sadar sisi ekologis ditempatkan di bawah kepentingan ekonomi.

Ini tentu berbeda dengan yang ditunjukkan mama-mama dan bapa-bapa pengrajin noken. Yang dikerjakan selalu terarah pada keberlanjutan. Inilah kekuatan masyarakat yang relevan dipelajari saat ini untuk menjawab perubahan dan disorientasi.

Sebagaimana Ekonom Pembangunan peraih nobel, Amartya Sen, berpandangan, kemakmuran sebuah bangsa dapat tercapai bila berbasis pada kekuatan masyarakat dalam kebebasan.  Di sini kita perlu memberi tempat pada masyarakat, pada manusia sebagai pelaku yang berjuang mengatasi hidupnya.

Trending Now:  PHPU Legislatif ke MK, Siapa Mau Gugat Siapa Pasca Pileg 14 Februari 2024?

Itulah sebabnya, dalam hubungan noken dan pelestarian lingkungan, maka perlu dipikirkan beberapa hal ini. Pertama, masih perlunya untuk mengkampanyekan pengenalan noken pada anak-anak dan remaja  Papua. Mereka adalah pewaris yang harus bangga dengan noken. Dengan mengenal, mereka tahu tentang nilai-nilai hidup masyarakat termasuk nilai-nilai dalam menjaga lingkungan. Pendidikan nilai di sekolah harus disertai dengan pendidikan noken.

Kedua, apa yang dipelajari oleh anak dan kaum remaja Papua, harus terkoneksi dengan kelompok-kolompok pembuat noken. Artinya yang dipelajari tidak saja cara pembuatan tapi juga kearifan yang melingkupinya. Mereka harus berada dalam lingkungan noken yang ramah. Mereka tidak boleh tercerabut dari akar budaya mereka, atau asing dengan ilmu yang dipelajari.

Ketiga, perlu lagi memberi tempat pada pemberdayaan kelompok-kelompok noken. Kehidupan kampung,demikian juga  pemerintah kampung termasuk pemerintah distrik yang dekat dengan masyarakat, mestinya memiliki program kerja yang berhubungan dengan pemberdayaan kelompok-kelompok noken. Ini jauh lebih penting  daripada menghadirkan mesin-mesin untuk memproduksi noken dalam jumlah massal.

Keempat, bagi pemerintah sebagai regulator, perlu mulai mengevalusi perda-perda noken dan mengarahkan lagi pada kearifan lokal dan upaya melestarikan lingkungan. Bahkan bukan tidak mungkin kesadaran akan lingkungan dan budaya harus menjadi bagian dari indikator kinerja. (*)

You Might Also Like

“Gereja untuk Papua”: Menenun Damai, Merawat Kebinekaan dari Ujung Timur Indonesia

Cara Pemilihan Paus -Konklav

Menanti Rektor Baru Universitas Musamus: Harapan atas Kepemimpinan yang Progresif dan Kontekstual

Bekerja dan Berkebun Cara Menjaga Warisan Alam Papua

Chelin 30/06/2023
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article Gubernur Papua Selatan dan Menaker Akan Bertemu Bahas Program Ketenagakerjaan Khusus bagi Putra-Putri OAP
Next Article Komisi IX DPR RI : Gubernur Apolo Sangat Jitu Lakukan Terobosan Untuk Kaum Muda Papua Selatan
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow US

Find US on Social Medias
Facebook Like
Twitter Follow
Youtube Subscribe
Telegram Follow
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
newsletter featurednewsletter featured

Weekly Newsletter

Kirim Email Anda agar bisa kami infokan berita pilihan terpopuler

Popular News
BERITA

Penanggungjawab Bunda PAUD Papua Selatan Datangi Reskrim Polres Merauke

By Ronny Tiffa News 4 days ago
Freeport dan KLH Percepat Program Nasional Rehabilitasi Mangrove di Kalsel
PTFI dan YPMAK Serahkan Bantuan untuk Warga Tsinga yang Terdampak Longsor
Rehab Rumah Warga di Wanam Kab. Merauke Capai 40 Persen, Libatkan Personel Militer dan Masyarakat
Mabuk dan Bersenjata, Dua Preman Sadis Diringkus di Simpang Mur Mappi!

SUARNEWS.COM

about us

We influence 20 million users and is the number one business and technology news network on the planet.

  • BERITA
  • PON XX 2021
  • GALERI
  • KAMTIBMAS
  • NUSANTARA
  • PUSTAKA
  • GAYA HIDUP
  • JEJAK
  • SUARNEWS
  • INTAN JAYA
  • Susunan Redaksi
  • Tentang Kami
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

Find Us on Socials

© TIFFANews Network. RAKA GENDIS.id Company. All Rights Reserved. Suar News

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?