TIFFA NEWSTIFFA NEWS
  • HOME
  • BERITA
  • OLAHRAGA
  • KAMTIBMAS
  • POLITIK
  • PPS
  • NUSANTARA
  • PON XX 2021
  • GALERI
  • OPINI
  • OTHERS
    • PUSTAKA
    • BUDAYA
    • EKONOMI
    • HANKAM
    • HAM
    • JEJAK
    • GAYA HIDUP
    • INTAN JAYA
    • SOSOK
Search
Reading: “Gereja untuk Papua”: Menenun Damai, Merawat Kebinekaan dari Ujung Timur Indonesia
Share
TIFFA NEWSTIFFA NEWS
Search
  • HOME
  • BERITA
  • OLAHRAGA
  • KAMTIBMAS
  • POLITIK
  • PPS
  • NUSANTARA
  • PON XX 2021
  • GALERI
  • OPINI
  • OTHERS
    • PUSTAKA
    • BUDAYA
    • EKONOMI
    • HANKAM
    • HAM
    • JEJAK
    • GAYA HIDUP
    • INTAN JAYA
    • SOSOK
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 RAKA for Tiffa Company. All Rights Reserved.
TIFFA NEWS > News > OPINI > “Gereja untuk Papua”: Menenun Damai, Merawat Kebinekaan dari Ujung Timur Indonesia
OPINI

“Gereja untuk Papua”: Menenun Damai, Merawat Kebinekaan dari Ujung Timur Indonesia

Last updated: 15/05/2025 - 01:10
By Sen TiffaNews
Share
Ilustrasi
SHARE

Oleh: Yarnedi Mulyadi

Contents
Membangun Gereja, Membangun HarapanJembatan Antarbudaya dalam Masyarakat MajemukTantangan yang Tidak SederhanaPartisipasi: Kunci KeberlanjutanGereja sebagai Simbol Perdamaian yang HidupPenutup: Menuju Papua yang Damai dan Bermartabat

Papua, tanah yang dikaruniai kekayaan alam luar biasa dan bentang budaya yang beragam, selama ini juga menyimpan narasi panjang ketegangan dan perjuangan sosial. Namun di tengah kisah yang kerap dibingkai oleh konflik dan keterbelakangan, tumbuh sebuah inisiatif hening yang sarat makna: “Gereja untuk Papua.”

Apa yang mungkin terlihat sebagai program pembangunan rumah ibadah, ternyata menyimpan nilai-nilai transformasional yang jauh lebih dalam. Ia bukan sekadar pembangunan fisik bangunan keagamaan, melainkan sebuah gerakan sosial yang membangun ruang hidup bersama, merawat jalinan sosial, dan menumbuhkan harapan di akar rumput masyarakat Papua.

Membangun Gereja, Membangun Harapan

Pembangunan lebih dari 30 gereja di wilayah-wilayah terpencil di Papua, seperti Jayapura, Kerom, Wamena, Nduga, hingga Merauke, bukanlah proyek biasa. Ia melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal, tokoh adat, tokoh agama, pemerintah daerah, pihak TNI, dan unsur swasta. Ini adalah bentuk kolaborasi lintas sektoral yang menjadi kunci keberhasilan inisiatif ini.

Setiap gereja tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat komunitas: tempat berlangsungnya pendidikan, pembinaan moral, dialog antarwarga, dan pelatihan keterampilan. Dalam banyak kasus, gereja bahkan menjadi ruang aman di tengah keterasingan sosial dan geografis yang dihadapi warga Papua. Di sanalah mereka bertemu, berbagi, dan merasa menjadi bagian dari sebuah komunitas yang lebih besar.

Trending Now:  Sebuah Babak Baru Honai Besar Papua Pegunungan

Lebih penting lagi, proses pembangunannya memberdayakan masyarakat. Warga lokal dilibatkan secara langsung sebagai pekerja konstruksi, pelaksana kegiatan, bahkan dalam perencanaan dan pengelolaan komunitas pascapembangunan. Hal ini menciptakan rasa kepemilikan yang tinggi, membangun kepercayaan sosial, dan memperkuat modal sosial di tingkat lokal.

Jembatan Antarbudaya dalam Masyarakat Majemuk

Papua bukanlah masyarakat homogen. Ia terdiri dari ratusan suku dan kelompok etnis, masing-masing dengan bahasa, tradisi, dan kepercayaannya. Di tengah realitas tersebut, gereja berperan sebagai jembatan antarbudaya yang mempersatukan berbagai identitas tanpa meniadakan perbedaan. Ia menjadi medium yang menghidupkan nilai-nilai toleransi, dialog, dan gotong-royong.

Inisiatif ini menunjukkan bahwa rekonsiliasi bukan hanya urusan meja diplomasi atau kebijakan makro. Ia bisa tumbuh dari bawah, dari pertemuan sehari-hari, dari ruang ibadah yang juga menjadi ruang hidup. Gereja menjadi tempat di mana orang belajar untuk menerima, mendengar, dan menghargai satu sama lain, bahkan ketika mereka berasal dari latar belakang yang sangat berbeda.

Trending Now:  Dekarbonisasi Dunia dan Nikel Indonesia

Tantangan yang Tidak Sederhana

Tentu saja, jalan yang ditempuh bukan tanpa tantangan. Akses ke lokasi-lokasi terpencil di Papua sangat terbatas, medan geografis berat, dan biaya logistik tinggi. Belum lagi perbedaan budaya dan sejarah relasi antara pemerintah pusat dan masyarakat Papua yang masih menyisakan luka. Namun justru di tengah keterbatasan itulah, inisiatif ini menemukan kekuatannya.

Gerakan ini menolak menyerah pada narasi pesimisme. Ia menjawab tantangan dengan kerja nyata. Ia membalas kecurigaan dengan kepercayaan. Ia merespons keterbatasan dengan kreativitas dan solidaritas.

Partisipasi: Kunci Keberlanjutan

Untuk menjadikan inisiatif ini sebagai gerakan jangka panjang yang berkelanjutan, partisipasi luas dari berbagai pihak sangat dibutuhkan. Dukungan bukan hanya dalam bentuk dana, tetapi juga keahlian, waktu, perhatian, dan doa. Lebih banyak gereja bisa dibangun, lebih banyak masyarakat bisa diberdayakan, dan lebih banyak jembatan sosial bisa diciptakan.

Bagi dunia pendidikan, ini adalah kesempatan untuk mengirim relawan pengajar. Bagi dunia usaha, ini peluang untuk mendukung pembangunan komunitas. Bagi tokoh agama dan pemimpin sosial, ini ladang subur untuk menanam nilai-nilai perdamaian dan penguatan identitas lokal yang positif.

Trending Now:  Mengubah Passion Menjadi Karier

Gereja sebagai Simbol Perdamaian yang Hidup

Gereja dalam konteks ini bukan hanya struktur arsitektural. Ia adalah simbol perjumpaan dan penyembuhan. Ia menjadi cermin dari semangat kebangsaan yang sesungguhnya: membangun dari pinggiran, merangkul yang tertinggal, dan menyatukan yang berbeda. Ia menjadi pilar sosial yang mampu menahan derasnya arus disintegrasi dan konflik.

Di Papua, pembangunan gereja bukan semata agenda keagamaan—ia adalah tindakan sosial, politik, dan kemanusiaan. Ia menyapa luka sejarah dengan sentuhan lembut dari kolaborasi lintas batas. Ia adalah cara paling manusiawi untuk mengatakan: “Kami hadir bersama kalian.”

Penutup: Menuju Papua yang Damai dan Bermartabat

Inisiatif “Gereja untuk Papua” adalah bukti bahwa perubahan tidak selalu harus datang dari atas. Ia bisa bermula dari hati yang peduli, tangan yang bekerja, dan tekad yang tidak lelah menghadirkan kebaikan. Ia menunjukkan bahwa pembangunan sejati bukan hanya membangun infrastruktur, tetapi membangun harapan, kepercayaan, dan masa depan yang damai.

Kini saatnya kita semua, sebagai bangsa, bertanya: Apakah kita akan diam menyaksikan Papua berjalan sendiri? Atau kita akan berjalan bersamanya, membangun jembatan-jembatan baru, dan memastikan bahwa damai itu nyata?

You Might Also Like

Cara Pemilihan Paus -Konklav

Menanti Rektor Baru Universitas Musamus: Harapan atas Kepemimpinan yang Progresif dan Kontekstual

Bekerja dan Berkebun Cara Menjaga Warisan Alam Papua

Masih Subur Korupsi Uang Rakyat di Kalangan Pejabat : Sebuah Refleksi Teologis

Sen TiffaNews 15/05/2025
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article Pasukan Gabungan TNI Rebut Wilayah KSTP di Intan Jaya, 18 Anggota Kelompok Bersenjata Tewas
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow US

Find US on Social Medias
Facebook Like
Twitter Follow
Youtube Subscribe
Telegram Follow
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
newsletter featurednewsletter featured

Weekly Newsletter

Kirim Email Anda agar bisa kami infokan berita pilihan terpopuler

Popular News
BERITAOLAHRAGAPPS

Antonius Kaize Siap Tata Ulang KONI Papua Selatan: Era Baru Olahraga Dimulai

By Ronny Tiffa News 3 days ago
Putra Asli Mappi, Ferdinandus Kainakaimu Diarak Masyarakat Daftar Sekda Papua Selatan: Amanat Otsus Digelorakan di Merauke!
Mundurnya Paskalis Imadawa, Buka Jalan Kemenangan Anton Kaize Pimpin KONI Papua Selatan
Mampukah Ferdinandus Kainakaimu Jadi Bukti Kepemimpinan OAP di Birokrasi Papua Selatan?
Dukungan Mengalir untuk Calon Sekda Papsel Ferdinandus Kainakaimu : Bukan Rebut, Ini Hak Kita!

SUARNEWS.COM

about us

We influence 20 million users and is the number one business and technology news network on the planet.

  • BERITA
  • PON XX 2021
  • GALERI
  • KAMTIBMAS
  • NUSANTARA
  • PUSTAKA
  • GAYA HIDUP
  • JEJAK
  • SUARNEWS
  • INTAN JAYA
  • Susunan Redaksi
  • Tentang Kami
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

Find Us on Socials

© TIFFANews Network. RAKA GENDIS.id Company. All Rights Reserved. Suar News

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?