Oleh : Paskalis Kossay
Sebuah pepatah kuno mengatakan ” Bermimpi setinggi langit “, memiliki makna ajakan untuk memiliki cita-cita atau tujuan yang sangat tinggi dan ambisius. Meskipun terdengar tidak mungkin, pepatah ini menyiratkan bahwa dengan memiliki impian besar dan berusaha keras untuk mencapainya, bahkan jika gagal, seseorang tetap akan mendapatkan hasil yang baik atau sesudahnya berada diposisi yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Bermimpi bagi perubahan Papua Pegunungan adalah merupakan ajakan kepada masyarakat Papua Pegunungan agar memiliki cita-cita besar untuk mencapai sebuah perubahan peradaban baru dalam struktur sosial budaya, ekonomi dan politik kehidupan bermasyarakat. Setiap orang harus memiliki cita-cita atau tujuan yang tinggi dalam memperbaiki kehidupannya seiring perkembangan perubahan pembangunan daerah.
Papua Pegunungan yang identik dengan stigma daerah tertinggal, terbelakang dan terisolasi itu harus dilawan dengan bermimpi besar terjadinya perubahan mendasar dilakukan dengan cita-cita tinggi dan ambisius untuk mewujudkan perubahan yang signifikan dalam struktur sosial kemasyarakatan dan struktur ekonomi tradisional menuju masyarakat madani yang maju, mandiri, sejahtera, adil dan makmur.
Kondisi ini harus tercipta dengan didorong oleh kepemimpinan daerah yang juga memiliki mimpi besar dan ambisius untuk merubah kondisi papua pegununngan dengan konsep dan program yang jelas, terarah menjawab tantangan jejak kehidupan yang distigma tertinggal, terbelakang dan terisolasi selama ini.
Kehadiran Provinsi Papua Pegunungan, merupakan salah satu wahana pendorong percepatan perubahan untuk segera meninggalkan jejak dengan stigma daerah tertinggal, terbelakang dan terisolasi tersebut. Peluang kehadiran provinsi baru ini harus dimanfaatkan sebagai modal dasar merumuskan langkah dan kebijakan strategis untuk merubah wajah papua pegunungan secerah seperti daerah lain diluar papua pegunungan.
Konsep untuk perubahan wajah papua pegunungan mesti diramu bersama antara pemangku kepentingan lintas elemen subyek pembangunan baik eksekutif, legislatif maupun masyarakat adat melalui mekanisme formal dan non formal secara bottam up dari kampung, distrik, kabupaten , provinsi dan nasional. Jika mekanisme konsepsi dan perencanaan secara bottam up ini diterapkan secara konsisten maka konsekwensi logisnya , pembiayaanpun mengikuti benang merah yang sudah menjadi keputusan bersama oleh semua pemangku kepentingan.
Maka perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat minimal dapat segera terwujud. Lambat laun mulai meninggalkan jejak lama yang penuh kontradiktif dengan tuntutan perubahan yang sulit terbendung lagi. Disinilah dibutuhkan peran pemimpin yang bisa mengendalikan arah angin perubahan benar-benar menyentuh pada sasaran kebutuhan rill masyarakat.
Pengendalian arah angin perubahan ini dilakukan dengan meletakan fondasi yang kuat yang dirujuk nilai-nilai kearifan lokal yang berakar dari sosio kultural dan filosofi masyarakat adat. Nilai-nilai kearifan lokal tersebut tetap dipertahankan , dan tidak tercabut dari akarnya oleh arah angin perubahan . Nilai-nilai perubahan memang dibutuhkan mendesak, tetapi harus selektif dan bijaksana dijawab serta diarahkan oleh seorang pemimpin yang memiliki wawasan luas dan bijaksana.
Dengan memiliki wawasan luas serta kebijaksaan seorang pemimpin pada semua level pemerintahan daerah, diharapkan nilai-nilai perubahan dalam peradaban kehudupan masyarakat papua pegunungan segera tertanam dan menghasilkan benih- benih yang unggul , muncul sebagai sumber daya potensial baik dari aspek manusianya menghasilkan SDM unggul, dari aspek ekonomi menghasilkan kesejahteraan dan kemakmuran, dari aspek sosial budaya mengangkat derajat masyarakat Papua Pegunungan setara dengan masyarakat lain di luar Papua Pegunungan , dan dari aspek politik masyarakat Papua Pegunungan sudah mampu memimpin dalam supra dan infrastruktur politik dalam negara dan pemerintahan baik dijajaran pusat, provinsi maupun kabupaten/ kota.
Kondisi dan perkembangan seperti ini dapat terjadi dengan bermimpi besar untuk perubahan. Setap orang memiliki mimpi besar atau cita-cita tinggi untuk memperoleh posisi dalam segala hal. Bermimpi besar atau cita-cita tinggi tersebut harus dikejar dengan kerja keras dan penuh ambisius, sehingga pada akhirnya menggapai hasil yang optimal sebagaimana dicita-citakan.
Mimpi atau cita-cita tanpa perbuatan adalah sia-sia. Karena itu siapapun yang memiliki cita-cita tinggi harus dikerjakan dengan kesadaran tinggi. Tanpa dibarengi kesadaran, kadang cita-cita tinggal tanpa bentuk yang nyata , yang dapat dinikmati semasa hidup. Maka harus ada seseorang pengarah dan/atau pemimpin yang dapat sebagai tut wuri handayani artinya pemimpin yang mampu mengarahkan masyarakatnya dari depan , mampu menjadi teladan dari tengah-tengah masyarakat dengan memberikan contoh yang baik, serta mampu mendorong masyarakatnya dari arah belakang untuk belajar dan bergerak dalam hal-hal perubahan yang semakin tak terbendung lagi.
Semoga bermimpi untuk meraih kemenangan dalam arus tuntutan perubahan segera keluar dari jejak stigma lama sebagai daerah tertinggal, terbelakang dan terisolasi. Karena itu mungkin baik , mari mimpi bersama, berjuang bersama, bergerak bersama dalam satu frekwensi meraih cita-cita mewujudkan masa depan Papua Pegunungan yang maju, mandiri, sejahtera lahir dan bathin.