Oleh: Peter Tukan*
JIKA ALLAH menghendaki (Insyaallah), restu alam semesta, doa para leluhur, dorongan semangat solidaritas dan persaudraaan sejati semua perangkat pemerintahan di bawah kepemimpinan Gubernur Dr. Ir. Apolo Safanpo,ST.,MT serta dukungan seluruh komponen masyarakat di wilayah Selatan Tanah Papua maka, sesuai rencana pada Selasa, 14 Oktober 2025 di Merauke,ibukota Provinsi Papua Selatan, Ferdinandus Kainakaimu,S.Pd, M.Sc – setelah mendapat restu dan keputusan resmi Presiden RI Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subinato, resmi dilantik menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua Selatan (PPS).
Sebuah pepatah dalam Bahasa Latin yang cukup sering diucapkan banyak orang “Tempora mutantur, et nos mutamur in illis – zaman berubah dan kita pun turut berubah di dalamnya dengan kata lain, ada masa, ada orangnya, – ada orang ada masanya” .
Hidup di dunia ini tidaklah kekal-abadi, segala-galanya di bawah kolong langit ini hanyalah sementara saja – Peribahasa latin kuno di atas, sangat tepat mengiringi momentum dan seremoni pelantikan Ferdinandus menjabat Sekda PPS dan bersamaan dengan itu, berakhirlah sudah tugas, wewenang dan tanggungjawab Penjabat (Pj) Sekda PPS, Drs Maddaremmeng,M.Si yang diembannya sejak Selasa, 28 November 2023.
Mungkin masih segar dalam ingatan kita, pesan bijak Gubernur Apolo Safanpo saat memberikan sambutan pada seremoni pelantikan Maddaremmeng menjabat Penjabat Sekda PPS antara lain.
“Dalam menjalankan tugas hendaklah selalu memohon rahmat dan bimbingan dari Tuhan, berpegang teguh pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, selalu berkoordinasi dengan pimpinan organisasi perangkat daerah dan meminta pertimbangan teknis terkait hal-hal teknis dari para staf teknis. Pegangan ini akan menjadi landasan kuat untuk menjalankan tugas dengan baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip etika serta tata kelola pemerintahan yang baik,” kata Gubernur Apolo.
Kiranya, pesan dan harapan tersebut dapat dilanjutkan dan diberikan pembobotannya oleh Ferdinandus usai dirinya dilantik menjabat Sekda PPS.
Jika pada hari ini Ferdinand dilantik menjabat Sekda PPS maka itu berarti yang bersangkutan telah melewati dan lolos dari semua tahapan proses seleksi pejabat Sekda yang baru sesuai amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain harus memenuhi sejumlah persyaratan administratif yang ketat, calon Sekda harus pula memaparkan Rencana Strategis kepada Panitia Seleksi (Pansel) yang telah dibentuk. Penilaian yang dilakukan mencakup aspek kemampuan dalam menyikapi kondisi teritorial NKRI – khususnya dalam kaitan dengan hubungan antara Pusat dan Daerah.
Selain itu, pandangan Ferdinand terhadap penyelenggaraan Otonomi Daerah pada umumnya, terutama Otonomi Khusus Papua. Visi dan misi sebagai Sekretaris Daerah dan kemampuan untuk berkoordinasi dan berkomunikasi dalam organisasi.
Tentu saja, Ferdinand telah melewati semua yang terpapar di atas, dan oleh karena itulah dia layak mendapat kepercayaan Negara untuk memangku, menjabat dan menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai Sekda PPS.
Dengan telah ditetapkan dan diangkatnya Sekda yang baru, kita semua berharap bahwa proses reformasi birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan pada umumnya di bawah kepemimpinan Gubernur Apolo Safanpo dan Wakil Gubernur Paskalis Imadawa dapat berlangsung lebih terfokus dan lebih lancar lagi. Dengan demikian pada satu ketika dapat terwujud (walaupun tidak harus 100 persen) pemerintahan yang baik, cerdas, professional, melayani masyarakat dan bebas korupsi. Tanpa pemerintahan seperti ini, maka mustahil kesejahteraan rakyat bisa terwujud di Selatan Tanah Papua.
Gubernur Papua Barnabas Suebu (2006-2011) pernah berkata :”Kita harus memiliki lebih banyak birokrat yang melayani rakyat, khususnya mereka yang bermukim di kampung-kampung. Kita harus bekerja keras supaya para birokrat kita menempatkan pelayanan kepada rakyat di atas segala-galanya. Khusus mengenai pembenahan ke dalam di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Papua, saya meminta kepada Saudara Sekda baru untuk membantu saya dan wakil gubernur secara sungguh-sungguh dalam meningkatkan disiplin kerja di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah di Provinsi Papua,” kata Barnabas Suebu.
Lebih lanjut Gubernur Suebu menjelaskan, disiplin kerja ditunjukkan oleh dua hal, Pertama, perilaku para pegawai yang harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kedua, kinerja para pegawai yang sesuai dengan tugas dan kewajiban yang dipikulnya.
“Kita semua, seluruh jajaran pemerintah Provinsi Papua, mulai dari saya selaku Gubernur sampai pegawai yang paling rendah kedudukannya, harus bekerja sebagai Tim yang kompak dan terpadu. Kita harus yang pertama menjadi teladan dalam disiplin dan kinerja sebelum kita meminta hal yang sama kepada saudara yang lain untuk melakukan yang kita lakukan di semua jenjang pemerintahan kabupaten, kota di Provinsi Papua,” kata Gubernur Barnabas Suebu . Baca: Barnabas Suebu,SH dalam Buku “Kami Menanam, Kami Menyiram, Tuhan yang Menumbuhkan” hal.38-42.
Mencermati Gagasan Ferdinandus
Sebagai Sekda Provinsi Papua Selatan, Ferdinandus harus memiliki gagasan yaitu konsep atau rencana yang diajukan untuk memecahkan suatu masalah atau usulan yang muncul dari berpikir kreatif. Dengan gagasan tersebut, dia dapat melangkah ke depan untuk mempertanggunjgjawabkan kepada Gubernur dan wakil gubernur serta seluruh rakyat Papua Selatan akan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepada Negara di atas pundaknya.
Di hadapan Panitia Seleksi calon Sekda PPS, Ferdinand telah mempresentasikan gagasannya itu dalam bentuk Makalah yang ditulisnya secara spontan, cerdas dan bertanggungjawab. Di bawah judul: ”Peran Sekretaris Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan di Provinsi Papua Selatan”.
Landasan pemikirannya adalah Visi Gubernur Apolo Safanpo danWakil Gubernur Paskalis Imadawa yakni “Mewujudkan Masyarakat Papua yang Bermartabat, Aman, Damai, Sejahtera dan Pemerintahan yang aspiratif” dengan 17 point Misi di bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi dan infrastruktur serta stabilitas keamanan dan ketertiban. Posisi Ferdinand dalam mewujudkan visi dan misi Gubernur Apolo Safanpo dan Wagub Paskalis Imadawa menjadi sangat jelas dalam makalahnya tersebut yakni: Membantu gubernur dan wakil gubernur.
“Membantu Menyusun kebijakan perencanaan yang disesuaikan dengan visi dan misi gubernur dan wakil gubernur……. Membantu Menyusun kebijakan anggaran…., Membantu dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhada aparatis sipil Negara…, Membantu mengevaluasi konerja Organisasi Perangkat Daerah untuk mewujudkan kinerja Pemerintahan yang sesuai dengan asas good governance, dan ASN yang berakhlak, Membantu melaksanakan koordinasi dan konsultasi kepada Forkopinda, DPRP,MRP……, Membantu melaksanakan koordinasi dan konsultasi terhadap fungsi pengawasan pelaksanaan pembangunan; Membantu gubernur dan wagub dalam Tugas Khusus sesuai arahan yang diterima,” tulis Ferdinand.
Dengan mencermati gagasan Ferdinand tersebut di atas maka, setelah dirinya dilantik menjabat Sekda PPS, yang bersangkutan akan langsung melaksanakan secara nyata, konsisten dan bertanggungjawab apa yang sudah menjadi komitmennya itu.
Pertanyaan cerdas adalah: apakah kita “Siap” dan loyal untuk bergandengan tangan bersama Sekda Ferdinandus dalam melaksanakan apa yang sudah menjadi komitmennya itu? Penyesuaian diri menjadi kunci jawaban atas pertanyaan ini. Jika kita sendiri tidak siap dan tidak loyal (taat tegak lurus) maka kita pun akan ketinggalan dan ditinggalkan kereta pembangunan yang berjalan begitu cepatnya. Realitas membuktikan bahwa pada zaman ini, jumlah orang pintar itu sudah terlalu banyak, namun orang yang setia dan taat tegak lurus, jumlahnya sangatlah sedikit.
Di sini kita kembali kepada pepatah tua yang tertera di atas : ”Tempora mutantur et nos mutamur in illis – zaman berubah dan kita pun mau tidak mau, setuju tidak setuju, suka atau tidak suka, harus ikut berubah di dalamnya”.
Marilah, kita ceburkan diri seutuhnya ke dalam sungai yang sedang mengalir ini, berenang-renanglah di dalam arus air yang sangat deras ini, janganlah sekali-kali melawan arus namun, tetaplah mengikuti arus sembari ikut serta mengatur arah arus!
Marilah kita masuk ke dalam lapangan permainan ini. Ikutlah bermain secara cerdas dan rendah hati, taatilah rambu-rambu permainan, janganlah main-main dalam permainan ini agar kita dapat menjadi pemain yang bukan main!
Pelajari dulu dengan sangat saksama karakter setiap pemimpin kita. Ada pemimpin yang ceplas-ceplos -langsung ke tujuan, tetapi ada juga pemimpin yang tenang-tenang mendayung di dalam ombak selepas pantai, diam yang aktif…..dan sangat sabar, tidak marah-marah, tidak emosional.
Dia bersabar itu dengan maksud agar kita punya kesempatan untuk merefleksi dan mengoreksi diri untuk segera memperbaiki diri (kinerja) kita, namun harus tetap diingat bahwa, “diam itu emas….kesabaran itu atas batasnya dan ada ujung akhirnya!
Dunia politik birokrasi membutuhkan sikap yang tidak saling menjegal dengan menebarkan fitnah. Dunia birokrasi membutuhkan: Tabiat yang baik (walaupun kita bukan Malaekat), jaga mulut. Dunia birokrasi membutuhkan kedewasaan emosional, kecerdasan dan relasi manusiawi penuh persaudaraan dan persahabatan.
Dunia politik adalah dunia yang menghargai kebhinekaan demi menggalang ketunggalan. Kebhinekaan yang dihargai dan dirawat semua pihak akan memperkaya wajah Indonesia yang tunggal di Selatan Tanah Papua dan itu akan membina sikap saling terbuka dan saling percaya. Rangkullah semua orang tanpa membeda-bedakan asal suku, ras, agama, golongan dan kelompok politik serta latarbelakang apapun. Setiap mereka adalah Saudaramu!
Ketika Kain membunuh saudaranya Habel, Tuhan bertanya :”Kain, dimanakah Saudaramu Habel?” Apa yang dijawab Habel?.
Dunia politik birokrasi berjalan dengan : tidak grusa-grusu dan ojo kesusu. “Peyek yo peyek, nanging ojo diremet-remet – begitu ya begitu….asal jangan begitu!.
Terimakasih kepada Maddaremmeng atas pengabdian dan dedikasimu bagi rakyat Papua Selatan. Tuhan yang membalas kebaikan hatimu. Mohon maaf lahir dan batin. Tak ada gading yang tak retak. Tiada mawar tanpa duri!
Selamat berugas Ferdinandus – mulailah berjalan bersama dalam Kasih, Kerendahan hati, Persaudaraan, Persahabatan, tetaplah konsisten tegakkan disiplin dengan gagasanmu membantu Gubernur Apolo dan Wagub Paskalis
*Peter Tukan: Jurnalis
(Koresponden Mingguan HIDUP, Mei 1983- April 1992, Sekretaris Redaksi Harian Suara Timor Timur 1992-1995, Wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA 1995-2010, Humas PT Freeport Indonesia 2010-2021, Pemimpin Umum Tiffanews.co.id 2020 – sekarang)