TIFFA NEWSTIFFA NEWS
  • HOME
  • BERITA
  • OLAHRAGA
  • KAMTIBMAS
  • POLITIK
  • PPS
  • NUSANTARA
  • GALERI
  • OPINI
  • OTHERS
    • PUSTAKA
    • BUDAYA
    • EKONOMI
    • HANKAM
    • HAM
    • JEJAK
    • GAYA HIDUP
    • INTAN JAYA
    • SOSOK
Search
Reading: TNI Sebagai Guardian: Momentum Kebijaksanaan Sang Panglima Tertinggi
Share
TIFFA NEWSTIFFA NEWS
Search
  • HOME
  • BERITA
  • OLAHRAGA
  • KAMTIBMAS
  • POLITIK
  • PPS
  • NUSANTARA
  • GALERI
  • OPINI
  • OTHERS
    • PUSTAKA
    • BUDAYA
    • EKONOMI
    • HANKAM
    • HAM
    • JEJAK
    • GAYA HIDUP
    • INTAN JAYA
    • SOSOK
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 RAKA for Tiffa Company. All Rights Reserved.
TIFFA NEWS > News > HANKAM > TNI Sebagai Guardian: Momentum Kebijaksanaan Sang Panglima Tertinggi
HANKAMPOLITIK

TNI Sebagai Guardian: Momentum Kebijaksanaan Sang Panglima Tertinggi

Last updated: 10/10/2025 - 15:41
By Tiffa News
Share
Yohanis Elia Sugianto. (TNI Bersama Rakyat Indonesia Maju)
SHARE

Oleh : Yohanis Elia Sugianto

Menakar visi Panglima Tertinggi & Harapan atas Masa Depan TNI  Sebagai Guardian Bangsa

Perkembangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan sebuah lintasan yang melampaui sekadar modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista). Di balik deru mesin jet tempur baru dan siluet kapal perang modern, terdapat sebuah proses pematangan filosofis yang, jika kita amati secara saksama, mendekati sebuah ideal klasik tentang peran angkatan bersenjata. Perkembangan ini, yang ditandai oleh peningkatan profesionalisme, fokus pada kesejahteraan prajurit, dan postur diplomasi pertahanan yang aktif, dapat kita pahami secara lebih mendalam melalui kacamata filsafat, khususnya dari pemikiran Plato tentang “Guardian” atau Kelas Penjaga.

Dalam magnum opusnya, Politeia (Republik), Plato menguraikan sebuah negara ideal yang ditopang oleh kelas-kelas fungsional, di mana yang paling krusial adalah para Guardian.[1] Mereka bukanlah sekadar tentara bayaran atau mesin perang, melainkan pelindung negara yang dididik secara holistik dalam filsafat, musik, dan gimnastik untuk membentuk jiwa yang seimbang: berani namun lembut, tangguh namun bijaksana. Raison d’être mereka bukanlah menaklukkan, melainkan menjaga keutuhan, keadilan, dan harmoni negara dari ancaman internal maupun eksternal. Di titik inilah kita dapat melihat paralel yang positif. Fokus kebijakan pertahanan saat ini pada peningkatan kualitas hidup dan pendidikan prajurit adalah sebuah upaya sadar atau tidak sadar untuk membentuk Guardian modern. Prajurit yang sejahtera dan terdidik tidak hanya mahir menggunakan senjata, tetapi juga memiliki aretē (keutamaan atau keunggulan) yang membuatnya menjadi pelindung sejati konstitusi dan rakyat.

Trending Now:  Wamendagri Pantau Desk Pilkada dan Kondisi Pasca Pencoblosan di Enam Provinsi Papua

Modernisasi alutsista yang masif, dengan demikian, bukanlah tujuan itu sendiri, melainkan sarana material bagi para Guardian ini untuk menjalankan fungsinya secara efektif. Sebuah negara maritim yang luas seperti Indonesia tentu membutuhkan “gigi” yang tajam untuk melindungi kedaulatannya. Namun, nilai sesungguhnya tidak terletak pada ketajaman gigi itu semata, melainkan pada kebijaksanaan yang mengendalikannya. Di sinilah relevansi pemikiran strategis militer klasik dari Carl von Clausewitz menemukan tempatnya. Clausewitz, dalam karyanya yang monumental Vom Kriege (Tentang Perang), menyatakan bahwa “perang adalah kelanjutan dari politik dengan cara lain”.[2] Pernyataan ini menegaskan supremasi sipil dan tujuan politik atas tindakan militer. Kekuatan militer, seberapa pun dahsyatnya, adalah instrumen negara, bukan tuannya.

Kombinasi antara idealisme Plato dan realisme Clausewitz ini memberikan kerangka yang kokoh untuk menilai perkembangan TNI. Di satu sisi, TNI dibentuk menjadi Guardian yang berkeutamaan. Di sisi lain, kekuatannya harus secara presisi menjadi alat bagi “politik bebas aktif” Indonesia di panggung dunia. Kekuatan TNI yang disegani bukan untuk memulai konflik, melainkan untuk memberikan bobot dan kredibilitas pada diplomasi Indonesia. Ia menjadi daya gentar (deterrence) yang memungkinkan para diplomat kita berbicara dengan suara yang lebih lantang, menengahi konflik dengan posisi yang lebih kuat, dan pada akhirnya, memperjuangkan perdamaian dari posisi yang berdaulat, bukan dari posisi yang lemah.

Trending Now:  Perluni dan Pimpinan Unika Atma Jaya Edukasi Pemilih Pemula Kawal Pemilu Bersih

Maka, harapan ke depan tertumpu pada pundak sang Panglima Tertinggi: Presiden Republik Indonesia. Peran Presiden di sini melampaui sekadar fungsi administratif atau seremonial; ia adalah perwujudan modern dari konsep “Raja-Filsuf” (Philosopher King) yang digagas Plato.[3] Seorang Raja-Filsuf adalah pemimpin yang memerintah bukan berdasarkan hasrat kekuasaan, melainkan berdasarkan pemahaman mendalam akan kebaikan, kebenaran, dan keadilan bagi seluruh polis atau negara. Ia adalah sosok yang memiliki phronesis atau kebijaksanaan praktis untuk mengarahkan seluruh elemen negara, termasuk para Guardian, menuju tujuan bersama.

Dalam konteks kekinian, Presiden sebagai Panglima Tertinggi harus mampu menjadi sang Raja-Filsuf yang mengarahkan instrumen pertahanan (TNI yang modern) untuk tujuan-tujuan politik yang luhur. Tugas beliau adalah memastikan bahwa kekuatan yang terus bertumbuh ini digunakan untuk menjembatani, bukan memperlebar, jurang konflik, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Kekuatan militer harus menjadi penopang utama bagi peran Indonesia sebagai juru damai di ASEAN, sebagai suara penyeimbang di antara kekuatan-kekuatan besar dunia, dan sebagai pelindung bagi negara-negara yang lebih lemah.

Trending Now:  Babinsa Posramil Jita Bersama Masyarakat Kerja Bakti Bersihkan Lingkungan Gereja Santo Stefanus

Pada akhirnya, keberhasilan transformasi TNI tidak hanya diukur dari jumlah alutsista yang dimiliki, tetapi dari sejauh mana kekuatan itu mampu menopang cita-cita bangsa untuk “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Momentum positif yang ada saat ini adalah kesempatan emas. Dengan TNI yang semakin profesional sebagai Guardian dan Presiden yang menjalankan perannya sebagai Panglima Tertinggi yang bijaksana, Indonesia tidak hanya akan aman, tetapi juga akan menjadi mercusuar harapan dan stabilitas di tengah dunia yang bergejolak.

[1] Plato. The Republic. (Circa 375 BC). Buku II, 374e-376e & Buku III, 412b-414b. Dalam bagian ini, Plato secara detail membahas seleksi, pendidikan, dan peran dari Kelas Penjaga (Guardians) dalam struktur negara idealnya.

[2] Clausewitz, Carl von. On War. (1832). Buku I, Bab 1, Bagian 24. Aforisme ini merupakan inti dari seluruh tesis Clausewitz yang menempatkan perang sebagai subordinat dari tujuan politik.

[3] Plato. The Republic. (Circa 375 BC). Buku V, 473d. Di sini Plato mengajukan dalilnya yang paling terkenal: “Sampai para filsuf menjadi raja di dunia, atau sampai mereka yang kita sebut raja dan penguasa benar-benar dan sungguh-sungguh menjadi filsuf… kota-kota tidak akan pernah beristirahat dari kejahatan.”

You Might Also Like

Apolo Safanpo Calon Tunggal Ketua DPD Golkar Papua Selatan

Wajah Ganda Kekuasaan Politik

Gubernur Apolo Safanpo: PKB Papua Selatan Harus Jaga Amanah dan Kepercayaan Masyarakat

Pernyataan Sikap Senator DPD RI Provinsi Papua Selatan Terkait Penembakan Warga Sipil oleh Oknum TNI di Kabupaten Asmat

Tiffa News 10/10/2025
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email Print
What do you think?
Love1
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article Epistemologi Kegagalan dan Kedaulatan Digital: Refleksi Filsafati atas Kasus Bjorka dan Institusi Polri
Next Article Pemuda Celana Putih Viral Saat Kejar Polisi di Merauke, Kini Jadi Tersangka!
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow US

Find US on Social Medias
Facebook Like
Twitter Follow
Youtube Subscribe
Telegram Follow
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
newsletter featurednewsletter featured

Weekly Newsletter

Kirim Email Anda agar bisa kami infokan berita pilihan terpopuler

Popular News
BERITAOLAHRAGAPPS

Atlet Lompat Jauh Papua Selatan, Steven Mahuze Raih Medali di Kejuaraan Atletik Asia

By Tiffa News 6 days ago
KNPI Merauke Ajak Pemuda Bangkit di Animha Youth Fest 2025
Disnakertrans ESDM Papua Selatan Rapat Bahas Penetapan UMP 2026
Unhas Makassar Sosialisasikan Program Doktoral untuk ASN Papua Selatan
OPD Papsel Diminta Gunakan Hasil Riset dalam Perencanaan Pembangunan

SUARNEWS.COM

about us

We influence 20 million users and is the number one business and technology news network on the planet.

  • BERITA
  • PON XX 2021
  • GALERI
  • KAMTIBMAS
  • NUSANTARA
  • PUSTAKA
  • GAYA HIDUP
  • JEJAK
  • SUARNEWS
  • INTAN JAYA
  • Susunan Redaksi
  • Tentang Kami
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

Find Us on Socials

© TIFFANews Network. RAKA GENDIS.id Company. All Rights Reserved. Suar News

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?