TIFFANEWS.CO.ID — Operasi gabungan TNI yang dilakukan oleh Yonif 500/SKT dan Den 1 Rajawali II berhasil menguasai kembali dua wilayah strategis yang sebelumnya dikuasai Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP), yakni Kampung Sugapa Lama dan Kampung Bambu Kuning, pada Selasa dini hari, 13 Mei 2025.
Operasi tersebut merupakan tindak lanjut dari informasi intelijen yang dikembangkan oleh Satuan Gugus Elang V (SGE-V), yang sebelumnya pada 9 Mei 2025 telah memperingatkan tentang rencana penyerangan yang dirancang Daniel Aibon Kogoya (DAK), pimpinan Kodap III D Dula, terhadap pembangunan infrastruktur BTS di wilayah perbatasan Kabupaten Puncak dan Intan Jaya.
Selanjutnya, pada 12 Mei, komunikasi yang berhasil dimonitor menunjukkan perintah dari Wadan Ops Baitua, Enos Tipagau (ET), agar anggotanya berkumpul di Bambu Kuning. Informasi ini dikirimkan kepada Pangkogabwilhan III, Yonif 500/SKT, Rajawali II, serta unsur Koramil di Intan Jaya.
Dari hasil pemantauan drone militer pada 13 Mei pukul 01.20 WIT, terdeteksi sekitar 80 anggota KSTP berkumpul di dua titik—sekitar 50 orang di Sugapa Lama dan 30 orang di Bambu Kuning. Operasi penindakan dimulai pada pukul 05.45 WIT dengan hasil signifikan: 18 anggota KSTP tewas, satu pucuk senjata api jenis AK-47, serta sejumlah amunisi campuran berhasil diamankan. Kedua kampung berhasil direbut dan saat ini berada di bawah kendali TNI.
Namun demikian, operasi ini juga menyebabkan korban dari pihak masyarakat sipil. Berdasarkan laporan komunikasi yang termonitor, diketahui bahwa tiga anggota kelompok DAK tewas, dan dua warga sipil mengalami luka akibat pantulan proyektil. Mereka adalah Mama Junite Zanambani, yang terkena di lengan kanan, dan Minus Jegeseni (6 tahun) yang mengalami luka di telinga kiri. Keduanya telah dievakuasi ke RS di Mimika dan sedang mendapatkan perawatan intensif.
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, Kolonel Inf. Markus Rumbayan, menyampaikan,
“Operasi ini merupakan bentuk respons terukur terhadap ancaman nyata terhadap keamanan dan pembangunan infrastruktur strategis negara di wilayah Papua. Kami menyesalkan jatuhnya korban dari masyarakat dan memastikan bahwa TNI selalu berupaya meminimalkan risiko terhadap warga sipil dalam setiap operasi militer.”
Lebih lanjut, Kolonel Markus juga menambahkan bahwa wilayah-wilayah yang telah berhasil diamankan akan terus dipertahankan oleh personel gabungan untuk mencegah infiltrasi ulang oleh kelompok bersenjata.
Pascakontak, pasukan gabungan TNI masih terus melakukan penyisiran dan patroli di kawasan pegunungan Intan Jaya untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari sisa-sisa kelompok separatis di wilayah tersebut.