TIFFANEWS.CO.ID – Pemerintah Provinsi Papua Selatan melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana memberikan empat penghargaan strategis dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung pada 8–11 Juli 2025 di Swiss-Belhotel, Kabupaten Merauke.
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap pencapaian dan komitmen berbagai pihak dalam mendukung transformasi sektor kesehatan di Papua Selatan.
Berikut adalah daftar penghargaan yang diberikan:
• Penghargaan STBM Pilar 1 – Distrik ODF
Diberikan kepada Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, sebagai distrik yang telah mencapai status Open Defecation Free (ODF). Penghargaan diterima oleh Kepala Distrik Tanah Miring, Samuel Betaubun, dan diserahkan oleh Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Papua Selatan, Agustinus Joko Guritno.
• Fasilitas Layanan Kesehatan dengan Komitmen Terbaik
Dianugerahkan kepada Puskesmas Tanah Miring, Kabupaten Merauke, atas komitmen luar biasa dalam pelaksanaan program kesehatan.
• Kabupaten dengan Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Tertinggi Tahun 2025
Diraih oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke. Penghargaan diserahkan oleh perwakilan dari Kementerian Kesehatan RI, dr. Rima Damayani, MKM, dan diterima langsung oleh dr. Neville Muskita.
• Dinas Kesehatan dengan Pelayanan Holistik Terbaik
Diberikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi atas pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkelanjutan.
Rakerkesda 2025 mengusung tema “Transformasi Kesehatan Menuju Papua Selatan yang Sehat, Cerdas, dan Produktif.” Forum ini menjadi momen strategis untuk merumuskan arah kebijakan, memperkuat sinergi lintas sektor, dan menetapkan program prioritas pembangunan kesehatan di wilayah Papua Selatan.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Selatan, dr. Herlina Rahangiar, MARS, menekankan pentingnya transformasi sistem kesehatan sebagai fondasi masyarakat yang sehat secara fisik, cerdas secara intelektual, dan produktif secara sosial ekonomi.
Ia juga menyoroti sejumlah tantangan, termasuk keterbatasan tenaga kesehatan, tingginya angka kematian ibu dan bayi, stunting, serta kesenjangan layanan kesehatan di wilayah geografis yang sulit dijangkau.
“Saya berharap Rakerkesda ini menjadi tolak ukur bagi kita semua untuk menghasilkan rekomendasi strategis yang aplikatif dan berbasis data, demi menjawab kebutuhan nyata masyarakat Papua Selatan,” ujar dr. Herlina. (Ron)