TIFFANEWS.CO.ID – Universitas Musamus (Unmus) Merauke melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (Skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat) melaksanakan kegiatan pemberdayaan di Kampung Kuper, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke.
Program ini berlangsung selama delapan bulan sejak bulan Mei hingga Desember 2025. Bekerja sama dengan kelompok usaha budidaya ikan Batubara Fish Farm, program ini fokus penerapan teknologi bioflok untuk meningkatkan produksi ikan lele secara efektif dan berkelanjutan.
Tim pengabdian terdiri dari tiga dosen lintas program studi, yakni Andri Irawan, S.Sos., M.Si (Ilmu Administrasi Negara) sebagai ketua, Lindon R. Pane, S.Kel., M.Si (Manajemen Sumber Daya Perairan), serta Silas Tanggu Redu, M.P (Agribisnis). Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun Anggaran 2025.
Mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat melalui Pembuatan, Pelatihan, dan Pendampingan Budidaya Pembesaran Ikan Lele dengan Sistem Bioflok di Kampung Kuper”, program ini bertujuan mengatasi berbagai kendala budidaya konvensional, seperti kebutuhan air bersih yang tinggi, pengelolaan limbah yang belum optimal, serta lemahnya manajemen usaha dan pemasaran.
Teknologi bioflok dipilih karena mampu mengurangi kebutuhan air, menekan limbah, serta meningkatkan kepadatan tebar ikan lele sehingga produksi per satuan luas lahan meningkat. Selain itu, kelompok tani juga dibekali pelatihan manajemen usaha berbasis pasar dan digital marketing untuk memperluas jaringan pemasaran.
“Melalui penerapan bioflok dan manajemen usaha terpadu, kelompok tani tidak hanya belajar teknik budidaya modern, tetapi juga strategi pemasaran agar hasil panen terserap optimal,” ujar Andri Irawan, Ketua Tim Pengabdian.
Kegiatan dimulai dengan survei pendahuluan dan wawancara bersama mitra, kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi melalui Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan anggota kelompok dan aparat Kampung Kuper. Selanjutnya, tim melakukan pelatihan dan pendampingan satu siklus budidaya (empat bulan), dengan materi meliputi manajemen kualitas air, pemberian pakan, pengendalian hama dan penyakit, manajemen pemasaran, hingga pengembangan peluang agribisnis.
Program ini tidak hanya meningkatkan produksi dan kualitas ikan lele, tetapi juga mendorong diversifikasi produk perikanan serta memperkuat kemandirian kelompok tani. Lebih jauh, hasil panen berkontribusi pada peningkatan gizi masyarakat dan mendukung pencegahan stunting melalui pemanfaatan lele sebagai sumber protein hewani yang terjangkau.
Dengan penerapan teknologi bioflok dan manajemen yang lebih baik, kelompok Batubara Fish Farm kini lebih mandiri dan memiliki daya saing tinggi. Keberhasilan ini sekaligus membuka peluang baru bagi pengembangan agribisnis perikanan di Kabupaten Merauke. (JW)