TIFFANEWS.CO.ID – Senator DPD RI Daerah Pemilihan (Dapil) Papua Selatan, Frits Tobo Wakasu, S.PAK., SH., menyampaikan pernyataan sikap terkait insiden penembakan oleh oknum TNI dari Satgas Yonif 123/Rajawali yang menewaskan satu warga sipil dan melukai dua orang lainnya di Kabupaten Asmat pada Sabtu, 27 September 2025 lalu. Pernyataan ini disampaikannya sebagai bentuk keprihatinan sekaligus seruan agar peristiwa tragis tersebut diusut tuntas dan tidak kembali terulang, Senin (29/9/2025).
“Sebagai Senator DPD RI yang mewakili rakyat Papua Selatan, saya menyampaikan duka cita mendalam dan keprihatinan serius atas peristiwa penembakan yang menewaskan satu warga sipil dan melukai dua warga lainnya di Kabupaten Asmat pada Sabtu, 27 September 2025. Peristiwa ini terjadi saat aparat TNI dari Satgas Yonif 123/Rajawali menenangkan seorang warga yang diduga dalam keadaan mabuk dan mengancam keselamatan masyarakat.
Dengan kesedihan pribadi yang mendalam, saya ingin menegaskan bahwa korban yang meninggal dunia adalah masih keluarga saya dan berasal dari satu daerah asal dengan saya, yakni Safan, Asmat. Sementara korban yang terluka adalah seorang anak kecil, juga keluarga dekat (Cucu) saya, berasal dari satu daerah dan satu bahasa yang sama di Asmat, yang saat ini membutuhkan perhatian dan perlindungan ekstra. Peristiwa ini bukan sekadar tragedi umum, tetapi juga tragedi yang menyentuh keluarga dan komunitas saya secara langsung.
Oleh karena itu, saya menegaskan beberapa hal:
1. Sebagai Senator DPD RI yang mewakili rakyat Papua Selatan, saya menyampaikan keprihatinan dan perhatian mendalam atas peristiwa penembakan yang menewaskan satu warga sipil dan melukai dua warga lainnya di Kabupaten Asmat, pada Sabtu, 27 September 2025. Peristiwa ini terjadi saat upaya aparat TNI dari Satgas Yonif 123/Rajawali menenangkan seorang warga yang diduga dalam keadaan mabuk dan mengancam keselamatan masyarakat.
2. Kami mengingatkan bahwa setiap tindakan aparat negara, termasuk TNI, harus selalu mengedepankan prinsip proporsionalitas, keselamatan warga sipil, dan akuntabilitas. Kejadian ini telah menimbulkan keresahan dan kemarahan masyarakat hingga berujung kericuhan dan pembakaran fasilitas Satgas.
Dengan ini, saya menegaskan beberapa hal:
a. Pengusutan tuntas – Kami mendesak agar TNI dan aparat terkait melakukan investigasi secara transparan, independen, dan akuntabel terhadap peristiwa ini, sehingga semua fakta dapat terungkap dan keadilan ditegakkan.
b. Perlindungan warga sipil – Aparat TNI dan keamanan harus selalu memastikan keselamatan warga sipil menjadi prioritas utama dalam setiap operasi atau tindakan di lapangan.
c. Dialog dan rekonsiliasi – Kami mendorong TNI, pemerintah daerah, dan tokoh masyarakat di Asmat untuk segera melakukan langkah-langkah dialog, mediasi, dan rekonsiliasi agar ketenangan dan keamanan masyarakat kembali pulih.
d. Evaluasi prosedur operasional – Peristiwa ini menjadi momentum untuk mengevaluasi prosedur penanganan situasi darurat oleh aparat, termasuk penggunaan kekuatan yang proporsional, agar kejadian serupa tidak terulang.
e. Pelarangan konsumsi dan distribusi minuman keras (miras) – Demi mencegah kejadian serupa di masa depan, saya mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan kebijakan tegas melarang konsumsi minuman keras bagi warga serta menghentikan distribusi miras lokal yang dapat menimbulkan risiko keselamatan masyarakat.”
Di akhir pernyataannya, Senator Frits Tobo Wakasu mengajak seluruh pihak untuk menahan diri dan tidak memperkeruh suasana dengan tindakan anarkis.
“Hak hidup dan keselamatan warga sipil, terutama anak-anak dan keluarga di Safan, Asmat, adalah harga mati yang harus dijaga dengan tegas,” pungkasnya.
(***)