TIFFANEWS.CO.ID — Dalam semangat memperingati Hari Sumpah Pemuda, SMA Islam Terpadu (SMAIT) Ibnu Khaldun Merauke kembali menggelar kegiatan Seminar Kebangsaan bertajuk “Seni dan Budaya Lokal Menumbuhkan Kearifan Pelajar”, Kamis (30/10/2025), di Aula Kantor Bupati Merauke.
Kegiatan tahunan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Merauke, Romanus Kande Kahol, S.IP., M.Si., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan budaya lokal sebagai identitas daerah, khususnya di kalangan pelajar sebagai generasi penerus bangsa.

“Budaya lokal adalah jati diri kita. Generasi muda Papua Selatan, terutama di Merauke, harus bangga dan melestarikannya,” ujar Romanus.
Ia juga menyinggung tentang Monumen Kapsul Waktu sebagai kebanggaan masyarakat Merauke yang sarat makna kebangsaan, serta menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan akan bekerja sama dengan Balai Bahasa Papua dalam menyusun modul muatan lokal untuk memperkuat pembelajaran berbasis budaya daerah di sekolah-sekolah.
Sementara itu, Kepala SMAIT Ibnu Khaldun, Ustadz Hirman, S.Si., M.Si., Gr., dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin sekolah setiap tahun. Tahun ini, seminar diikuti oleh 10 sekolah tingkat SMA/SMK/MA dan 8 sekolah tingkat SMP/MTs di Kabupaten Merauke, termasuk keterlibatan peserta dari kelas IX SMP yang menjadi hal baru dalam pelaksanaannya.

Ia juga menambahkan bahwa panitia kegiatan merupakan siswa-siswi kelas X SMAIT Ibnu Khaldun sebagai bagian dari pembelajaran kepemimpinan dan tanggung jawab. Selain itu, beliau menekankan pentingnya penerapan bahasa dan budaya Marind dalam kegiatan pembelajaran sebagai bentuk penghargaan terhadap kearifan lokal.
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk talkshow interaktif ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Selsius Djunianto, pelaku seni rupa dan pendiri Sanggar Chapung Art, serta Johanez Richard Gerald Rettablaut atau akrab disapa Kak Kiki, pelaku seni pantomim dan tari.
Talkshow dipandu oleh Nur Asiah, siswi kelas XII MIPA, dan berlangsung menarik serta penuh interaksi antara pembicara dan peserta.
Suasana semakin hidup berkat peran Syifa dan Razya sebagai pembawa acara yang mampu menghidupkan energi positif sepanjang kegiatan. Para peserta tampak antusias dan aktif mengikuti setiap sesi, baik saat diskusi maupun saat tanya jawab.

Dengan mengusung tema “Seni dan Budaya Lokal Menumbuhkan Kearifan Pelajar,” kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta pelajar terhadap budaya daerah serta menjadikan nilai-nilai budaya lokal sebagai sumber inspirasi dalam bertindak dan berperilaku bijak di tengah arus globalisasi. (***)




