TIFFANEWS.CO.ID — Dalam semangat memperingati Hari Pahlawan, Barisan Merah Putih (BMP) Papua Selatan bersama Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Merauke dan sejumlah tokoh adat menggelar Dialog Kebangsaan bertema “Membangun Papua Selatan Maju, Sejahtera, dan Berdaulat: Menuju Indonesia Emas 2045.”
Kegiatan ini berlangsung di Ballroom Sunnyday Hotel, Kabupaten Merauke, Selasa (11/11/2025).
Ketua BMP Papua Selatan, Esau Hombore, S.STP., M.Si., dalam sambutannya menegaskan pentingnya generasi muda memahami peran strategisnya dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.
“Indonesia Emas 2045 bukan sekadar slogan. Kuncinya ada pada generasi bonus demografi yang harus memanfaatkan peluang ini dengan kesadaran, tanggung jawab, dan kerja nyata,” tegas Esau di hadapan peserta dialog.
Esau juga menyoroti sejumlah persoalan sosial yang masih menjadi tantangan di Papua Selatan, khususnya di Kabupaten Merauke.
“Masih banyak hal yang harus kita benahi, mulai dari persoalan miras, kriminalitas, stunting, hingga kemiskinan. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung jawab bersama. Dari forum seperti ini, kita harus mampu memberi masukan konkret kepada pemerintah daerah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Esau menekankan pentingnya pendekatan budaya dan adat dalam membangun Papua Selatan yang bermartabat, sejalan dengan visi Gubernur Papua Selatan: “Berdiri di atas kaki sendiri.”
“Kemandirian Orang Asli Papua harus tumbuh dari akar budayanya sendiri. Adat adalah fondasi sosial yang kuat, dan setiap daerah punya karakter berbeda—baik di Merauke, Mappi, Asmat, maupun Boven Digoel. Karena itu, pembangunan harus berpijak pada nilai-nilai budaya,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua GMNI Cabang Merauke, Aldi Kriswan Makalau, dalam sesi refleksi mengingatkan kembali semangat juang para pahlawan bangsa yang harus dihidupkan kembali oleh generasi muda Papua Selatan.
“Kita menikmati kemerdekaan karena perjuangan para pahlawan, tapi apakah kita sudah melanjutkan perjuangan itu dengan sikap dan tindakan nyata? Banyak anak muda hari ini belum memahami perannya sebagai agen perubahan dan agen sosial,” ucap Aldi.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antar-pemuda dalam menjaga keamanan dan ketertiban di tengah meningkatnya kasus miras dan kriminalitas di Merauke.
“Sudah saatnya kita saling mengedukasi, membangun kesadaran bersama, dan menolak segala bentuk tindakan yang merusak masa depan kita sendiri,” tutupnya.
Dialog kebangsaan ini diakhiri dengan seruan bersama untuk memperkuat nilai persatuan, tanggung jawab sosial, dan semangat gotong royong dalam membangun Papua Selatan yang maju, berbudaya, dan bermartabat.
(Djo)




