Oleh: Antonius Bambang (Wakil Ketua I DPD KNPI Papua Selatan)
Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menjadi momentum penting untuk merefleksikan kondisi pendidikan di Provinsi Papua Selatan. Daerah yang kaya akan sumber daya alam dan keanekaragaman budaya ini masih bergelut dengan berbagai persoalan mendasar, terutama terkait kualitas pendidikan dan kondisi fasilitas sekolah di banyak wilayah.
Kesenjangan Pendidikan yang Mengkhawatirkan
Wilayah peringatan HUT PGRI, yang seharusnya menjadi titik penguatan peran guru dan peningkatan kualitas pendidikan, justru dihadapkan pada berbagai tantangan kompleks. Kemajuan pendidikan di Papua Selatan masih tertinggal dibandingkan dengan banyak daerah lain di Indonesia. Beberapa faktor yang memperparah kesenjangan tersebut antara lain:
• Keterbatasan Akses
Banyak sekolah berada di lokasi yang terpencil dan sulit dijangkau. Jarak yang jauh tanpa dukungan infrastruktur memadai menyebabkan banyak anak usia sekolah tidak dapat menikmati pendidikan yang semestinya.
• Kualitas Guru yang Belum Memadai
Sebagian guru yang ditugaskan masih belum memiliki kualifikasi atau pelatihan berkelanjutan yang diperlukan. Minimnya pembinaan dan pengembangan profesional turut mempengaruhi kualitas pengajaran di kelas.
• Kurikulum yang Tidak Relevan
Kurikulum yang digunakan sering tidak sesuai dengan realitas sosial dan kebutuhan masyarakat lokal. Ketidaksesuaian ini membuat siswa kurang termotivasi dan kesulitan mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
Kondisi Fasilitas Sekolah yang Memprihatinkan
Di luar persoalan kualitas pendidikan, banyak sekolah di Papua Selatan juga menghadapi keterbatasan fasilitas yang sangat serius. Kondisinya mencakup:
• Infrastruktur Sekolah yang Rusak
Bangunan banyak yang tidak layak pakai. Atap bocor, dinding retak, dan lantai rusak menjadi pemandangan yang lazim ditemui.
• Kekurangan Peralatan Belajar
Buku pelajaran, alat tulis, hingga perangkat laboratorium sangat terbatas. Situasi ini menghambat proses belajar mengajar dan mempengaruhi hasil pembelajaran.
• Akses Listrik dan Air Bersih yang Minim
Tidak sedikit sekolah yang belum dialiri listrik atau tidak memiliki sumber air bersih yang memadai. Kondisi ini membuat kegiatan belajar menjadi tidak nyaman dan kurang aman bagi siswa serta guru.
Upaya Perbaikan yang Diperlukan
Untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut, diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, tenaga pendidik, tokoh masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan. Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan yaitu:
• Peningkatan Akses dan Infrastruktur
Pemerintah perlu memprioritaskan pembangunan jalan, jembatan, serta sarana transportasi menuju wilayah terpencil. Pembangunan sekolah baru dan asrama juga penting untuk menunjang akses siswa dari daerah jauh.
• Peningkatan Kualitas Guru
Pemerintah perlu memperkuat program pelatihan, supervisi, dan kompetensi guru secara berkelanjutan. Insentif khusus juga perlu diberikan agar guru berkualitas bersedia bertugas di daerah pedalaman.
• Penyesuaian Kurikulum dengan Kebutuhan Lokal
Kurikulum harus dirancang lebih relevan dengan karakteristik sosial budaya masyarakat Papua Selatan. Penambahan muatan lokal penting untuk meningkatkan minat belajar dan keterampilan praktis siswa.
• Perbaikan dan Pengadaan Fasilitas Sekolah
Dibutuhkan alokasi anggaran yang memadai untuk pembangunan dan renovasi sekolah, termasuk penyediaan buku, alat peraga, listrik, dan air bersih. Peran masyarakat dalam menjaga fasilitas sekolah juga sangat penting.
Melalui momentum HUT PGRI ke-80, kita diingatkan bahwa pendidikan merupakan investasi jangka panjang bagi masa depan Papua Selatan. Dengan komitmen yang kuat dan langkah-langkah nyata yang berkelanjutan, kita dapat menghadirkan pendidikan berkualitas bagi generasi muda, sehingga mereka mampu membuka pintu kesempatan dan membangun masa depan yang lebih baik.




