TIFFANEWS.CO.ID – Fachry Achmad Karama Ailatat, remaja 17 tahun asal Papua Selatan, resmi mendapat kesempatan langka bergabung dan menjalani seleksi bersama klub voli bergengsi Bogor LavAni, tim yang didirikan oleh Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pertemuan antara Gubernur Papua Selatan, Fachri dan Carolus Bolly, utusan resmi dari klub voli ternama Bogor LavAni, menjadi titik awal dari kisah besar ini pada Kamis (30/10/2025) di Merauke.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur menyambut dengan tangan terbuka dan penuh kebanggaan terhadap langkah besar yang diambil Fachry. Tak hanya memberi restu, Gubernur bahkan menyatakan ingin menyerahkan secara resmi kepada manajemen dan tim pelatih LavAni di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
“Pertemuan tadi berlangsung dengan sangat baik. Pak Gubernur merespons dengan positif dan langsung menyatakan akan mendampingi keberangkatan Fachry ke Jakarta untuk bergabung dengan LavAni,” ungkap Carolus Bolly seusai pertemuan.
Carolus menjelaskan kehadirannya merupakan bagian dari proses penjajakan dan pengamatan langsung terhadap bakat serta kesungguhan Fachry untuk menjadi bagian dari tim kebanggaan nasional itu.
“LavAni tidak hanya mencari pemain yang kuat secara fisik, tapi juga punya komitmen dan mental juang tinggi. Dari hasil pengamatan kami, Fachry punya semua itu. Ia tinggi, gesit, dan punya teknik dasar yang kuat. Dengan tinggi 190 sentimeter dan berat badan 73 kilogram, Fachry sangat potensial,” kata Carolus penuh keyakinan.

Fachry sendiri lahir di Merauke pada 19 September 2007. Ia tinggal di Asrama Kodam 24 Mandala Trikora, bersama kedua orang tuanya. Sang ayah adalah anggota TNI-AD, yang selama ini menjadi sumber inspirasi utama dalam membentuk karakter disiplin dan kerja keras pada diri Fachry. Di tengah rutinitas sekolah di SMAN 1 Tanah Miring, Fachry selalu meluangkan waktu berlatih voli setiap sore, berawal dari lapangan kecil di asrama yang kini menjadi saksi tumbuhnya mimpi besar seorang anak daerah menuju panggung nasional.
Langkah Fachry ke Cikeas bukan hanya sekadar perjalanan fisik dari timur ke barat Indonesia, melainkan simbol harapan bagi banyak anak muda Papua Selatan yang ingin membuktikan bahwa bakat dan tekad tak mengenal batas wilayah. Di Cikeas nanti, ia akan menjalani masa orientasi dan penilaian kemampuan oleh tim pelatih profesional LavAni. Dalam tahap ini, kemampuan fisik, teknik permainan, dan karakter mental Fachry akan diuji secara menyeluruh. Hasil dari seleksi ini akan menentukan apakah ia resmi bergabung memperkuat Jakarta LavAni Allo Bank Electric dalam kompetisi Proliga mendatang.
Lebih dari sekadar proses rekrutmen, langkah LavAni ini mencerminkan semangat keterbukaan dan persatuan. Bogor LavAni, klub voli putra yang didirikan oleh Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sejak awal dikenal memiliki filosofi bahwa olahraga adalah alat pemersatu bangsa. LavAni membuka diri terhadap talenta dari berbagai daerah, termasuk dari wilayah timur Indonesia yang selama ini jarang tersorot dalam pembinaan olahraga nasional.
“Kami ingin menunjukkan bahwa setiap anak bangsa memiliki kesempatan yang sama. Talenta hebat bisa lahir dari mana saja, termasuk dari Merauke,” ujar Carolus.

Klub yang bermarkas di GOR LavAni, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, ini dikenal sebagai kekuatan baru dalam dunia voli nasional. Dalam debut perdananya pada Proliga 2022, LavAni langsung menorehkan sejarah dengan meraih gelar juara nasional setelah menaklukkan Surabaya Bhayangkara Samator di partai final. Keberhasilan itu disusul dengan pencapaian gemilang di Livoli Divisi Utama pada tahun yang sama. LavAni kini bukan hanya simbol prestasi, tetapi juga cerminan nilai-nilai kerja keras, dedikasi, dan semangat kebersamaan dalam membangun olahraga Indonesia.
Bagi Pemerintah Provinsi Papua Selatan, keberangkatan Fachry adalah kebanggaan tersendiri. Dukungan penuh dari Gubernur menunjukkan bahwa pemerintah daerah berkomitmen mengembangkan potensi muda di berbagai bidang, termasuk olahraga.
“Ini bukti bahwa anak-anak Papua Selatan mampu bersaing di tingkat nasional. Kita tidak kalah dalam bakat dan semangat. Fachry adalah contoh nyata,” ujar salah satu pejabat yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Kisah Fachry adalah kisah tentang mimpi yang ditempa dari disiplin dan doa. Dari lapangan sederhana di Asrama Kodam, kini langkahnya membentang jauh ke GOR LavAni di Cikeas, tempat para atlet terbaik Indonesia ditempa. Dengan dukungan keluarga, sekolah, dan pemerintah, Fachry membawa nama Papua Selatan bukan hanya sebagai tempat asal, tetapi sebagai sumber kekuatan dan kebanggaan.
“LavAni bukan sekadar klub voli, tapi wadah pemersatu anak bangsa dari barat hingga timur. Dan hari ini, kami sangat bangga bisa melihat putra Papua Selatan menjadi bagian dari cerita besar itu,” tutur Carolus menutup pernyataannya.
Sore itu, di bawah langit Merauke yang mulai memerah, Fachry tersenyum tenang. Dalam hatinya, ada tekad yang membara untuk membuktikan bahwa anak dari ujung timur Indonesia pun mampu berdiri sejajar dengan atlet terbaik negeri ini. Dari Tanah Miring ke Cikeas, dari Papua Selatan ke pentas nasional, Fachry siap membawa semangat baru bagi dunia voli Indonesia. (***)




