TIFFA NEWSTIFFA NEWS
  • HOME
  • BERITA
  • OLAHRAGA
  • KAMTIBMAS
  • POLITIK
  • PPS
  • NUSANTARA
  • GALERI
  • OPINI
  • OTHERS
    • PUSTAKA
    • BUDAYA
    • EKONOMI
    • HANKAM
    • HAM
    • JEJAK
    • GAYA HIDUP
    • INTAN JAYA
    • SOSOK
Search
Reading: Pendidikan di Papua Selatan (Bagian 2) Harapan Besar dengan Hadirnya Provinsi
Share
TIFFA NEWSTIFFA NEWS
Search
  • HOME
  • BERITA
  • OLAHRAGA
  • KAMTIBMAS
  • POLITIK
  • PPS
  • NUSANTARA
  • GALERI
  • OPINI
  • OTHERS
    • PUSTAKA
    • BUDAYA
    • EKONOMI
    • HANKAM
    • HAM
    • JEJAK
    • GAYA HIDUP
    • INTAN JAYA
    • SOSOK
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 RAKA for Tiffa Company. All Rights Reserved.
TIFFA NEWS > News > BERITA > Pendidikan di Papua Selatan (Bagian 2) Harapan Besar dengan Hadirnya Provinsi
BERITAPPS

Pendidikan di Papua Selatan (Bagian 2) Harapan Besar dengan Hadirnya Provinsi

Last updated: 18/02/2023 - 00:42
By bungben
Share
Foto Ilustrasi : Keguatan belajar di Sekolah Dasar Inpres Rawahayu Kampung Rawahayu Distrik Ulilin Kabupaten Merauke Provinsi Papua Selatan.
SHARE

TIFFANEWS.CO.ID,- Masalah ketimpangan pendidikan di Papua, terkhusus di Provinsi Papua Selatan sudah sering disinggung, namun hingga kini persoalan itu belum juga menunjukkan adanya tanda-tanda perubahan yang lebih cepat dan berarti. Salah  satu harapan bisa ditempuh adalah dengan hadirnya Provinsi Papua Selatan.

Dalam  diskusi virtual (zoom Meeting)  yang dilaksanakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Selatan, Jumat (27/01), faktor penyebab ketimpangan pendidikan tidak luput dari perhatian para nara sumber. Tak sekadar menyebutkkan akar masalah pendidikan, tapi juga memberikan solusi agar perubahan itu secepatnya bisa dirasakan, dan pembangunan serta masa depan Papua Selatan menjadi milik dari anak-anak yang lahir, tumbuh dan berkembang di situ.

Sesuai tujuan diskusi yakni untuk mendapatkan masukan dalam rangka penyusunan program dan kebijakan strategis bagi percepatan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Papua Selatan, diskusi ini tidak saja menghadirkan pakar pendidikan dan pelaku pendidikan, melainkan juga para birokrat yang sekarang melaksanakan kebijakan di Provinsi Papua Selatan.

Nara sumber yang hadir diantaranya Prof. Dr. Dinn Wahyudin, M.A, , Prof. Ir. Yohannes Sardjono, APU. Dr. Drs Beatus Tambaip, MA, Dr. Yulius Mataputun, M. Pd , Dr. Agus Sumule, dan Dr.James Mandouw. Sementara penanggap yang juga peserta diskusi adalah pelaku pendidikan di Papua Selatan diantaranya John Rahail, dan pelaku pendidikan Papua Korinus N. Waimbo dari Papua Language Institute (PLI)l

Hadir Pj Sekda Papua Selatan Madaremmeng,  Plt Asisten Sekda Provinsi Papua Selatan Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Selatan Agustinus Joko Guritno dan  Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Selatan, Drs. Aloysius Jopeng, M.Pd.

Dari diskusi terungkap ada banyak persoalan, mengapa pendidikan di Papua Selatan masih mengalami ketimpangan.  Masalah geografis dan topografis yang khas, menjadi faktor yang perlu dipecahkan dengan  penyediaan infrastruktur yang memadai, juga menyangkut penyediaan sekolah yang lebih dekat dengan masyarakat.

Rektor  Universitas Musamus  Merauke Dr. Drs Beatus Tambaip, MA, mengatakan, jika bicara kebijakan harus berbasis pada pengembangan wilayah. Artinya, harus dibangun sentra-sentra pendidikan, karena  hal ini langsung bersentuhan  dengan orang asli Papua termasuk di sini pemerintahan distrik dikasih kewenangan supaya dia bisa mengontrol guru-guru.

“Kalau semua diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten atau provinsi maka upaya  memutus mata rantai akan menjadi panjang dan lama,” kata Beatus Tambaip.

Trending Now:  Masuk Tahap Perhitungan Suara, Apolo Safanpo : Siapapun yang Terpilih Kita Harus Terima

Rektor mencontohkan,  kalau Kabupaten Merauke, maka di Kimam  kita bangun pusat pengembangan dan pusat penyelenggaraan pemerintahan. Murid-murid yang baik di kampung sekitar diseleksi dan ditempatkan  di sana.

Dengan cara ini, menurut Rektor, dinas-dinas lain dapat bersama membangun infrastruktur untuk mempercepat pengembangan wilayah itu yang sejalan dengan pengembangan SDM. Untuk daerah perkotaan penanganannya bisa berbasis marga.

Senada dengan Rektor, pelaku pendidikan John Rahail menyarankan agar pendekatan pembangunan pendidikan di Papua Selatan adalah pendekatan kewilayaan.

“Bagaimana mengembangkan model pendidikan dan layanan pendidikan di daerah-daerah pinggiran itu harus pendidikan rasa kota  sehingga guru-guru betah dan mau berada di tempat. Kita mudah bicara koordinasi  tetapi pendekatan kewilayahan itu yang mungkin harus dimulai,” kata John Rahail.

Diskusi juga menghadirkan satu persoalan lain yang menyumbang ketimpangan pendidikan adalah faktor keluarga dan masyarakat. Ada persoalan yang menyangkut ekonomi masyarakat yang belum membaik yang menyebabkan orangtua menyekolahkan anak jauh dari rumah membawa beban tersendiri untuk keluarga. Belum lagi pada tingkat kesadaran masyarakat terutama orangtua dalam membesarkan dan mendidik anak-anak.

John Rahail menyebut, banyak hal menyangkut anak tidak sekolah karena faktor keluarga, yang berarti urusannya tidak sekedar dari dinas pendidikan, tetapi juga dari dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Belum lagi jika pendidikan dihubungkan dengan masalah ketersediaan pangan, maka urusannya ada pada dinas tanaman pangan.

“Ketika kita bilang anak-anak tidak sekolah itu, orang selalu memberikan kesalahan kepada Dinas Pendidikan, padahal kita lupa bahwa pimpinan keluarga itu ada di dinas pemberdayaan perempuan. Sasaran dan  objeknya sama tetapi karena kita selalu punya kacamata melihatnya dengan kamar-kamar OPD sendiri,” kata John Rahail.

Menurut John Rahail, hal yang penting adalah pendekatan harus berbasis kontekstual supaya anak-anak tidak merasa asing dengan dirinya sendiri.

“Karena kalau tidak, jati dirinya hilang, kemudian dia (anak) merasa kecil dan terakhir mengatakan, sudah.. sekolah tuh untuk kamu,  kami ini tidak mungkin,” kata John Rahail.

John mengatakan bahwa diperlukan peran serta masyarakat artinya peran serta masyarakat melalui komite sekolah. Komite sekolah itu bukan cuma sekedar simbol tapi bagaimana direvitalisasi supaya kemudian muncul peran masyarakat.

“Yang punya anak usia sekolah itu kan masyarakat bukan sekolah. Ya justru sekolah ada karena ada masyarakat di sana tetapi ketika masyarakat tidak dilibatkan ya dalam peran mereka dalam komite sekolah maka sebuah cerita biasa saja dari hari ke hari kita akan bicara tentang itu-itu lagi,” kata John Rahail.

Trending Now:  Danrem 172/PWY Pimpin Sertijab Kasiter dan Dandim Yahukimo

Di luar faktor-faktor itu ada satu lagi faktor yang sangat penting berhubungan dengan keberadaan provinsi Papua Selatan. Faktor itu adalah masalah keberpihakan  dan keseriusan pemerintah dalam mengurus pendidikan. Keberpihakan itu ditunjukkan dengan regulasi, koordinasi dan anggaran.

Beatus Tambaip mengatakan, salah satu persoalan pendidikan karena  ketidakhadiran pemerintah terutama  untuk wilayah-wilayah terpencil.

“Kalau kita lihat sejarah pendidikan di Kota Merauke di Kabupaten Merauke dan daerah selatan umumnya pendidikan dasar dan SLTP itu ada di kampung-kampung dan semua ditangani oleh YPPK dan YPK. Pemerintah seolah-olah merasa bahwa dengan PPKI SD SMP di kampung-kampung sudah aman padahal tidak begitu,” kata Beatus Tambaip.

Beatus Tambaip  menyebut, di kampung sekarang ini yang namanya sekolah-sekolah yayasan, mereka tidak punya dana akhirnya itu berpengaruh kepada penyelenggaraan pendidikan di sana yang mana guru-guru meninggalkan tempat tugas.

“Saya pikir kita tidak bisa terus salahkan guru-guru juga karena itu menyangkut dengan bagaimana kehadiran pemerintah,” katanya.

Dari diskusi yang berlangsung, disadari bahwa kehadiran provinsi Papua Selatan dapat memacu perubahan pada masalah pendidikan ke arah yang lebih baik. Rentang kendali pelayanan yang lebih pendek dengan cakupan wilayah yang lebih kecil yakni hanya 4 kabupaten yang berarti masalah koordinasi mudah dijalankan.

Pemerintah Provinsi Papua Selatan memang dipacu untuk cepat menyelesaikan masalah,  lantaran provinsi yang baru terbentuk ini sekarang tidak lagi melalui tahappan sebagai daerah persiapan selama dua tahun. Sebagaimana dikatakan Pj Sekda Papua Selatan Madaremmeng  dalam waktu cepat Provinsi Papua Selatan dibentuk  dan harus segera bisa melaksanakan semua tugas-tugas itu dengan baik termasuk dalam bidang pendidikan.

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Selatan, Drs. Aloysius Jopeng, M.Pd

Memang disadari bahwa  pendidikan adalah proses belajar sepanjang hayat. Sebagaimana Prof Dinn Wahyudin mengatakan, untuk menjadi SDM yang cerdas memang tidak cukup hanya baca tulis atau pengetahuan dasar melainkan suatu  pekerjaan yang sangat panjang yang melibatkan semua potensi  yang ada untuk  mengajak semua warga untuk long live leners untuk belajar sepanjang Hayat tidak hanya siswanya tetapi juga orangtua.

Trending Now:  Proseni IV Pemuda Kingmi Se-Papua Digelar 23-28 Oktober di Deiyai

Prof Sardjono mengatakan, oleh karena pendidikan tidak berdiri sendiri, maka dibutuhkan kerja sama semua pihak. Menurut Prof Sardjono membangun dunia pendidikan tidaklah mudah karena hal ini bukan stand alone untuk SDM sumber daya manusia atau pengembangan manusia.

“Sekali lagi Tidak stand alone atau berdiri sendiri,” kata Prof Sardjono.

Menurutnya, membangun dunia pendidikan harus dengan pendekatan yang menyeluruh dengan melibatkan para akademisi, dunia bisnis, pemerintah, masyarakat dan media.

“Kita nggak bisa melepaskan dari dunia media, apa yang kita bicarakan itu harus sudah langsung didengar oleh berbagai pihak untuk mempercepat atau mengakselerasi ide-ide yang sekarang kita kembangkan sekarang.  Seluruh aktivitas kegiatan yang sumbernya dari APBN mengalir ke APBD Pemprov dan Kabupaten harus dipertanggungjawaban kepada publik. Tidak ada yang tertutup, semuanya terbuka,”kata Prof Sarjono.

Senada dengan Prof Sardjono,  Beatus Tambaip  mengatakan pendidikan itu  tidak berdiri sendiri melainkan terkait satu dengan yang lain,

“Karena itu pemerintah provinsi  harus adil untuk bagaimana 4 kabupaten, kita duduk sama-sama,  kita harus bikin pusat pusat pendidikan sekolah-sekolah unggul di 4 Kabupaten supaya batas sekat antara suku itu kita harus hilangkan kita mendapatkan orang-orang bagus,” kata Rektor.

Agus Sumule mengatakan agar  Provinsi Papua Selatan maju lebih jauh  dan lebih cepat, kuncinya ada pada alokasi  dana.

“Kalau tidak ada alokasikan dana, ya sudah kita putar-putar di tempat yang sama.  Kenapa saya bicara begitu karena kalau bapak-bapak baca PP 106 tahun 2021 disitu sudah ada pengaturan tentang pengadaan tenaga guru yang mana kalau bapak-bapak baca PP 107 tahun 2021 di situ sudah ada alokasi 30% untuk pendidikan, “kata Sumule.

“Kalau kita bicara anggaran buat pendidikan dan di dalamnya tidak ada komponen pengadaan tenaga guru terus ini pendidikan apa yang kita bicara? ,” tanya Sumule.

Disamping itu,peserta lain mengusulkan agar kedepannya, Pemprov Papua Selatan perlu membuat satu regulasi yang mengatur dan mengikat hubungan kerja yang kuat antara Dinas Pendidikan Provinsi PapuaSelatan dengan kabupaten, dalam hal ini untuk melihat apa dan bagaimana yang menjadi bagian tugas dan tanggung jawab masing-masing yang disinergikan dalam satu kesatuan konsep pelayanan yang mengedepankan pendidikan yang bermutu. (bn) Bersambung

You Might Also Like

KWD Kritik Gaya Komunikasi Pejabat di Papua Selatan yang Menutup Diri dari Media

Mabuk dan Bersenjata, Dua Preman Sadis Diringkus di Simpang Mur Mappi!

Rehab Rumah Warga di Wanam Kab. Merauke Capai 40 Persen, Libatkan Personel Militer dan Masyarakat

Pastor John Djonga Gelar Kegiatan Pemberian Makan Bergizi Gratis bagi Anak-Anak di Koya Tengah

bungben 03/02/2023
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article Peduli Kesehatan, Babinsa Merauke Dampingi Balita Ikut Posyandu
Next Article STIE Pelita Harapan Nabire Terima SK Izin Pendirian dari Kemendikti
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow US

Find US on Social Medias
Facebook Like
Twitter Follow
Youtube Subscribe
Telegram Follow
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
newsletter featurednewsletter featured

Weekly Newsletter

Kirim Email Anda agar bisa kami infokan berita pilihan terpopuler

Popular News
BERITA

Penanggungjawab Bunda PAUD Papua Selatan Datangi Reskrim Polres Merauke

By Ronny Tiffa News 4 days ago
Freeport dan KLH Percepat Program Nasional Rehabilitasi Mangrove di Kalsel
PTFI dan YPMAK Serahkan Bantuan untuk Warga Tsinga yang Terdampak Longsor
Rehab Rumah Warga di Wanam Kab. Merauke Capai 40 Persen, Libatkan Personel Militer dan Masyarakat
61 Alumni STIA-KD Merauke Resmi Dilepas, Sekda: Pendidikan Daerah Tak Kalah Berkualitas

SUARNEWS.COM

about us

We influence 20 million users and is the number one business and technology news network on the planet.

  • BERITA
  • PON XX 2021
  • GALERI
  • KAMTIBMAS
  • NUSANTARA
  • PUSTAKA
  • GAYA HIDUP
  • JEJAK
  • SUARNEWS
  • INTAN JAYA
  • Susunan Redaksi
  • Tentang Kami
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

Find Us on Socials

© TIFFANews Network. RAKA GENDIS.id Company. All Rights Reserved. Suar News

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?